Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaca Pecah, Warung Tutup, Jerit Pedagang Kecil di Tengah Aksi Merusak di Ciamis

Kompas.com, 31 Agustus 2025, 11:13 WIB
Candra Nugraha,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Sabtu petang (30/8/2025), Kota Ciamis, Jawa Barat, yang biasanya tenang mendadak diselimuti kegaduhan.

Di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ciamis, sekelompok massa tak dikenal mengamuk. Kaca-kaca kantor pemerintahan itu retak dan pecah, menyisakan puing-puing dan juga keresahan.

Namun, di balik kerusakan fasilitas umum, ada jeritan lain yang lebih memilukan, nasib pedagang kecil di sekitar lokasi. Mereka terpaksa menutup warung, kehilangan pendapatan, bahkan sesak napas di tengah semburan gas air mata.

Otoy, seorang pedagang berusia 70 tahun, masih ingat betul detik-detik mencekam itu. Dengan wajah penuh kerutan yang menyimpan cerita puluhan tahun berjualan, ia menceritakan bagaimana gas air mata membuatnya tersengal.

Baca juga: Kantor Terbakar, Sekretariat DPRD NTB Bakal Kerja di Tenda

“Saya sampai merangkak cari air buat usap mata yang perih,” ujar dia, Minggu (31/8/2025), sambil menunjuk dagangan minuman ringannya di seberang gedung DPRD.

Warung kecilnya, yang biasanya ramai pembeli, terpaksa tutup lebih cepat. “Dagangan masih banyak, tapi apa boleh buat, harus tutup,” keluh dia.

Tak jauh dari Otoy, Muna, pedagang berusia 21 tahun, juga bergegas menutup lapaknya saat kerusuhan pecah hari itu.

“Saya takut tempat usaha kena imbas,” kata dia.

Kaca di kantor DPRD Kabupaten Ciamis pecah dirusak massa tak dikenal, Sabtu (30/8/2025).KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA Kaca di kantor DPRD Kabupaten Ciamis pecah dirusak massa tak dikenal, Sabtu (30/8/2025).

Baginya, demonstrasi seharusnya mempunyai tujuan jelas dan dilakukan dengan cara yang baik.

“Kalau mau demo, sampaikan dengan tertib. Kemarin itu langsung rusak-rusak,” ujar dia dengan nada kesal.

Muna menegaskan, Kantor DPRD yang dirusak bukan sekadar bangunan, melainkan fasilitas yang dibiayai pajak rakyat—termasuk pajak dari para pedagang kecil seperti dia.

Ya, kan pakai uang rakyat buat rawat kantor itu,” sebut dia.

Sahdi, pedagang lain berusia 81 tahun, menambahkan lapisan lain pada kisah ini. Dengan pengalaman panjang sebagai pedagang, ia pernah melihat berbagai demonstrasi di depan DPRD Ciamis.

Baca juga: Tragedi di Gedung DPRD Makassar, Duka Mendalam untuk Abay

“Dulu pernah ada demo, massa lebih banyak, tapi aman, tidak anarkis. Malah pedemo pada jajan di warung,” kenang dia dengan senyum tipis.

Namun, Sabtu petang kemarin berbeda. “Kemarin merusak. Silakan sampaikan pendapat, tapi jangan rusak,” tegas dia.

Bagi Sahdi, aksi anarkis bukan hanya merugikan Pemerintah, tapi juga pedagang kecil seperti dia, yang harus menutup warung dan kehilangan penghasilan harian.

Kisah Otoy, Muna, dan Sahdi adalah potret nyata dari dampak kerusuhan yang sering terlupakan.

Di tengah sorotan pada kaca pecah dan gedung rusak, nasib pedagang kecil ini kerap tenggelam.

Mereka bukan bagian dari demonstrasi, tak punya kaitan dengan tuntutan massa, tapi justru menjadi korban tak terduga.

Sesak napas, ketakutan, dan warung yang tutup lebih awal adalah harga yang mereka bayar untuk kekacauan yang tak mereka ciptakan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau