Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Melerai Pengeroyokan, Mahasiswa UPI Jadi Korban Tusuk di Dekat Lokasi Demo

Kompas.com, 31 Agustus 2025, 11:57 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menjadi korban penusukan oleh orang tak dikenal saat menonton aksi demonstrasi di sekitar Jalan Trunojoyo, Sabtu (30/8/2025) malam. 

"Alhamdulillah kang Ilham kondisi stabil, telah diberi tindakan medis. Beliau mengalami penusukan kemarin malam sekitar pukul 7-8 malam oleh orang tak dikenal (bergerombol) di sekitar Trunojoyo," ujar Kepala Humas UPI, Vidi Sukmayadi, Minggu (31/8/2025). 

Vidi menjelaskan, korban yang baru saja menyandang gelar sarjana, ditusuk di bagian punggungnya.

Baca juga: UGM Sampaikan 5 Seruan Moral: Jaga Keutuhan Bangsa, Stop Kekerasan

Massa yang menyaksikan kejadian tersebut segera membawanya ke tim kesehatan dan merujuknya ke rumah sakit.

"Ditusuk di bagian punggung, Alhamdulillah ada massa yang membantu membawa ke tim kesehatan dan langsung dibawa ke RS," tambahnya.

Saat ini, kondisi Ilham berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan medis.

"Sementara ini fokus pada kesehatan kang Ilham, kondisi alhamdulillah stabil, mohon doanya," ungkap Vidi.

Namun, insiden tersebut meninggalkan trauma psikologis bagi korban.

"Kang Ilham secara psikologis masih terpukul, walau secara fisik sudah lebih stabil," ucapnya.

Pihak kampus berkomitmen untuk memberikan pendampingan hukum dan dukungan perawatan medis yang diperlukan bagi Ilham.

Baca juga: Wisuda ITB Mendadak Hening, Rektor: Kami Turut Belasungkawa

Kronologi Kejadian

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Rema UPI 2025 melalui siaran pers menyebutkan bahwa Ilham adalah mahasiswa pendidikan Ekonomi UPI dan juga berprofesi sebagai pengemudi ShopeeFood.

Saat kejadian, Ilham tidak terlibat dalam aksi demonstrasi dan berada di belakang titik massa.

Namun, ia melihat seseorang yang dikeroyok oleh sekelompok orang.

"Dia berteriak meminta supaya pengeroyokan dihentikan. Namun, tindakannya justru membuat dia ikut menjadi korban kekerasan. Meski sudah mengenakan helm dan tas, Ilham dipukuli hingga helmnya lepas, dan kepalanya dipukuli. Ilham sempat memohon dan menjelaskan bahwa ia tidak terlibat dalam aksi, namun ia justru mendapatkan ancaman akan diculik," tulis siaran pers tersebut.

Ilham berhasil melarikan diri dengan bantuan orang lain dan dibawa ke ambulans.

Ia merasa pegal-pegal dan dalam kondisi berdarah, namun tidak menyangka telah ditusuk.

"Setelah mendapatkan pertolongan pertama di Unpas, dia kemudian dibawa ke Unisba, hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) karena mengalami sesak napas," lanjut siaran pers itu.

Tim medis RSHS menemukan adanya luka tusuk dan melaporkan bahwa paru-paru di sebelah kiri Ilham tidak berfungsi.

Ia segera dioperasi dan saat ini sedang dalam masa pemulihan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau