Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Studi ke Asia Timur Meningkat, Bandung Bersiap

Kompas.com, 2 September 2025, 05:15 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Tren pelajar Indonesia melanjutkan studi ke luar negeri terus mengalami peningkatan, terutama ke negara-negara Asia Timur, seperti China dan Taiwan.

Faktor biaya kuliah yang kompetitif, kemajuan riset dan teknologi, serta kemitraan strategis dengan Indonesia menjadi pendorong utama.

Menurut data China Daily, jumlah mahasiswa Indonesia di China sejak pandemi 2021 telah mencapai lebih dari 15.000 orang. Angka ini meningkat sekitar 10 persen setiap tahun sejak 2014. Mereka tersebar di berbagai universitas negeri maupun swasta di sejumlah provinsi.

Baca juga: 32 Sekolah di Bandung Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh, ASN Tetap Kerja Normal

Salah satu warga Bandung yang melanjutkan kuliah di China, Amara Herlambang mengatakan, negara Tirai Bambu tersebut menawarkan banyak beasiswa.

“Saya Memilih China karena kualitas pendidikannya dan kemajuannya pada teknologi sangat cepat. Tak heran kalau ada hadist yang bilang belajarlah sampai ke negeri China,” ucap dia.

Orang-orang di negara Asia Timur pun ramah pada pendatang seperti dirinya. Ia pun belajar banyak dari China, seperti disiplin.

Kurikulum Khusus

Melihat makin meningkatkan minat masyarakat Indonesia ke China, banyak lembaga kursus ataupun sekolah hingga pesantren yang memasukkan bahasa mandarin dalam kurikulum mereka.

Bahkan ada yang menambahkan kurikulum bahasa mandarin sejak TK, seperti di Sekolah Terpadu Sedaya Bintang. Sekolah yang berada di Kota Bandung ini, merancang khusus kurikulum bahasa Mandarinnya.

“Kami memandang lingkungan sekolah sebagai guru ketiga, ruang hidup yang memberi pengalaman belajar autentik, memupuk rasa ingin tahu, serta menumbuhkan kemandirian dan kolaborasi,” ujar Executive Director Unit Edukasi PT Summarecon Agung, Aida Halim, dalam rilisnya.

Baca juga: Begini Persiapan Makan Bergizi Gratis untuk 7 Sekolah di Bandung

Pembelajaran Mandarin dengan Native Speaker

Di sekolah ini, para siswa mendapat pengajaran langsung dari native speaker yang tidak hanya fasih berbahasa Mandarin, tetapi juga dibekali metode pedagogis sesuai tahap perkembangan anak.

Metode yang digunakan pun beragam, mulai dari lagu, permainan peran, simbol, gestur, hingga media visual.

“Dengan pendekatan multisensori, anak-anak tidak hanya mendengar kosakata baru, tetapi juga melihat, bergerak, dan mempraktikkannya secara langsung, sehingga lebih cepat menyerap dan mengingat,” kata Aida.

Lingkungan Belajar yang Aktif

Suasana kelas juga dirancang agar anak terbiasa menggunakan bahasa Mandarin sejak awal. Mereka diajak bertanya, menjawab, dan berinteraksi langsung dengan bahasa tersebut.

Misalnya, mereka menyapa sesama teman, guru, ataupun tamu yang berkunjung dengan menggunakan bahasa mandarin.

Kemudian di kelas ditempel beberapa gambar untuk memudahkan anak-anak TK dan SD kelas bawah menggunakan bahasa Mandarin.

Misalnya simbol C untuk ke toilet. Saat mereka ingin ke toilet, anak-anak ini akan menyebutkan bahasa mandarinnya toilet sambil mengangkat tangan membentuk simbol huruf c.

“Kami percaya, dengan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, anak-anak akan lebih percaya diri menguasai bahasa Mandarin, baik lisan maupun tulisan,” tambah Aida.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau