BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bercerita soal orang-orang yang saat ini duduk di pemerintahan rata-rata dulunya adalah seorang aktivis yang kerap turun ke jalan.
"Karena jadi pejabat-pejabat ini dulunya gini (turun ke jalan unjuk rasa), mudah-mudahan teman-teman, kalau 10 tahun, jadi pejabat," katanya dalam forum dialog antara pemerintah dan kelompok mahasiswa di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (3/9/2025).
Menurut Dedi, aparat hukum memiliki cara pandang tersendiri terhadap aksi mahasiswa.
Namun, ia melihat aksi tersebut dari kacamata berbeda, yakni sebagai mantan aktivis yang pernah menjadi ketua cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Kapolda Jabar Bebaskan Mahasiswa Tanpa Kriminal yang Ditangkap Saat Demo
"Tetapi, saya sebagai gubernur yang pernah jadi aktivis, pernah jadi pimpinan cabang Himpunan Mahasiswa Islam, memandang itu sebagai kenakalan remaja," ucapnya.
Mantan Bupati Purwakarta itu menilai, kenakalan di masa muda menjadi bagian dari perjalanan seseorang.
"Karena kalau remaja hari ini tidak nakal, biasanya tidak jadi pejabat di kemudian hari," ucapnya dengan nada bercanda.
Pada kesempatan itu, ia pun akan mendatangi dan meminta Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan, untuk membebaskan mahasiswa yang ditangkap saat mengikuti unjuk rasa.
Baca juga: Dedi Mulyadi Akan Dialog dengan Mahasiswa Jabar: Jangan Ada Penyusup Bikin Panas dan Brutal
Menurutnya, para mahasiswa tersebut hanya melakukan kenakalan yang tidak masuk kategori kriminal.
"Saya juga sampaikan kepada Kapolda Jabar sebagai orang tua dari anak-anak di Jawa Barat yang setiap hari berinteraksi, pasti di antara mereka yang ikut demonstrasi itu ada yang nakal. Yang nakalnya ada dua, nakal tanpa kriminal dan nakal kriminal," ucap Dedi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang