INDRAMAYU, KOMPAS.com - Kasus kematian satu keluarga di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Jawa Barat, menyisakan banyak misteri.
Polisi telah turun tangan untuk mengungkap kasus ini, sementara warga setempat menduga penemuan kelima mayat tersebut merupakan korban pembunuhan.
Kelima korban yang ditemukan adalah H Sahroni (75), Budi (45) yang merupakan anak Sahroni, Euis (40) istri Budi, serta kedua anak mereka yang diperkirakan berusia 6 tahun dan bayi berusia 8 bulan.
Baca juga: Misteri Satu Keluarga Dibunuh lalu Dikubur di Indramayu, Polisi Gandeng Puslabfor Polri
Penemuan jenazah ini bermula dari kecurigaan teman Euis yang tidak menerima kabar dari korban sejak Kamis (28/8/2025).
Pada Senin (1/9/2025), mereka mendatangi rumah korban dan menemukan kondisi rumah yang sepi serta tercium bau busuk yang menyengat.
"Jadi orang bertiga ini ke rumah saya," ujar Roemah (57), saudara almarhumah Siti Maskiroh, istri H Sahroni.
Setelah mendapat izin dari saudaranya, mereka mendobrak pintu rumah dan menemukan bau busuk yang sangat menyengat.
Baca juga: Siapa Keluarga yang Ditemukan Tewas di Indramayu hingga Mantan Bupati Berduka
Kecurigaan semakin meningkat ketika Roemah menemukan gundukan tanah di belakang rumah yang ternyata menyimpan mayat.
Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah menerima laporan.
Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, menyatakan bahwa penyelidikan berfokus pada gundukan tanah tempat jenazah H Sahroni ditemukan.
Setelah melakukan evakuasi, polisi menemukan fakta mengejutkan bahwa total ada lima mayat dalam satu liang kubur.
"Selain H Sahroni, ditemukan pula mayat Budi, Euis, dan kedua anak mereka," ujar Tarno.
Seluruh mayat dievakuasi dan dibawa untuk dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Losarang.
Dalam olah TKP, polisi menemukan bercak darah di beberapa tempat, termasuk pada seprai dan terpal biru milik korban.
Barang bukti lainnya yang diamankan termasuk satu cangkul dan satu ember kecil.
Saat ini, sekitar lima saksi telah dimintai keterangan, dan jumlahnya dapat bertambah seiring dengan kebutuhan penyidik.
Polres Indramayu dibantu oleh Polda Jabar dan Puslabfor Mabes Polri dalam upaya pengungkapan kasus ini. "
Kami sangat terbuka dalam menerima informasi maupun petunjuk dari masyarakat terkait kasus ini," kata Tarno.
Setelah pemeriksaan otopsi selesai pada Rabu (3/9/2025) dini hari, kelima jenazah langsung dimakamkan di areal pemakaman keluarga di Blok Nyi Resik, Desa Sindang.
"Alasan pemakaman di sana adalah karena ini permintaan dari almarhum H Sahroni," ungkap kerabat korban, Agus Suhendi (51).
Keluarga korban meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus ini.
"Semoga kasus ini segera terungkap dan pelaku dapat segera dihukum seberat-beratnya," ujar Niko Hadimulya, keponakan H Sahroni.
Keluarga menduga bahwa kasus ini adalah pembunuhan, mengingat kondisi mayat yang ditemukan sangat mengenaskan.
Roemah juga menyampaikan bahwa Budi ditemukan dengan kondisi tangan dan kakinya terikat, sedangkan H Sahroni kepalanya dibekap dengan sarung.
"Sadis banget sampai anak kecil juga ikut dihabisin," tambahnya.
Kasus ini juga menarik perhatian mantan Bupati Indramayu, Nina Agustina, yang mengungkapkan rasa duka cita melalui postingan di media sosial.
Di mata tetangga, keluarga H Sahroni dikenal sangat tertutup dan jarang bersosialisasi.
"Keluarga ini memang tertutup," kata Lurah Paoman, Taskuri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang