Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Mendikdasmen Janji Perbaiki, Bangun Tenda Darurat

Kompas.com, 11 September 2025, 14:33 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti meninjau lokasi ambruknya atap SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/9/2025).

Ia menegaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk memperbaiki bangunan sekolah yang rusak akibat insiden tersebut.

"Sudah ada alokasi anggarannya untuk tahun 2025. Setelah ini, akan ada tindak lanjut dari direktur SMK untuk langsung berkoordinasi dengan kepala sekolah supaya sekolah yang rusak bisa diperbaiki," kata Abdul Mu’ti di lokasi.

"Penambahan ruang kelas baru juga bisa diajukan untuk tahun depan,” imbuhnya.

Baca juga: Pastikan Korban Atap Sekolah Ambruk di Cileungsi Tertangani, Bupati Bogor: Kami Tak Tutup Mata

Ia menyebut, tambahan ruang kelas baru juga bisa dipertimbangkan dalam rencana pembangunan berikutnya.

Langkah itu harus diambil agar siswa tetap bisa belajar dengan aman dan nyaman.

Abdul Mu’ti menekankan bahwa insiden ini menjadi pengingat pentingnya menjamin keamanan dan kenyamanan sekolah.

Menurut dia, konsep sekolah aman tidak hanya terkait bencana alam, tetapi juga mencakup risiko bangunan ambruk.

“Konsep kami sekolah aman itu salah satunya adalah sekolah yang aman dan nyaman. Bencana tidak selalu bencana alam, tetapi juga seperti ini (tiba-tiba ambruk)," ucapnya.

Baca juga: Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Pemkab Bogor Siapkan Trauma Healing

Ia menambahkan bahwa setiap sekolah seharusnya melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi fisik bangunan.

Pemeriksaan tersebut juga menjadi salah satu poin penting dalam proses akreditasi sekolah.

"Sekolah memang seharusnya melakukan pengecekan dan pelaporan kondisi fisiknya secara berkala. Namun, yang seperti ini, di luar kemampuan kepala sekolah karena mereka bukan ahlinya," ucapnya.

Bangun Tenda Darurat

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyediakan tiga tenda darurat untuk menunjang kegiatan belajar sementara siswa SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menuturkan, tenda tersebut diberikan sebagai langkah darurat untuk kegiatan belajar sementara bagi siswa lain yang berada di dekat bangunan ambruk.

Ia berharap siswa lain tetap bisa belajar dengan aman dan nyaman sehingga kejadian atap ambruk tidak terulang atau menimpa siswa lagi.

Baca juga: Atap SMKN 1 Cileungsi Bogor Ambruk, Siswa Belajar dari Rumah

"Untuk darurat ada tiga tenda untuk emergency anak-anak (kelas lain bisa) belajar sementara," kata Abdul Mu’ti saat meninjau ke lokasi, Kamis (11/9/2025).

Ia menegaskan, pemerintah akan memperbaiki bangunan yang rusak secepatnya agar siswa yang menjadi korban luka bisa kembali beraktivitas di kelas.

Selain itu, kata dia, pihak sekolah juga akan menerapkan sistem pembelajaran hybrid dengan skema bergantian agar siswa tetap mendapat hak belajar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau