BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menegur keras Ikbal Maulana Ramadhan yang merupakan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Rajib Putra Barokah.
Ikbal mengelola Dapur Makmur Jaya, dapur makan bergizi gratis (MBG) yang membuat 411 siswa di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat, keracunan.
"Salah, sudah keluar dari SOP, ini harus dievaluasi. Kamu sekolah dulu? Kan disekolahkan dulu. 10 SOP itu kami rapat dengan BGN (Badan Gizi Nasional), kami tahu jam berapa untuk PAUD, TK, SD, jam berapa SMP dan SMA, itu sudah ada. Berarti kamu lupa, perlu dievaluasi," ujar Cucun dengan nada tinggi saat inspeksi mendadak di Dapur Makmur Jaya, Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Kamis (25/9/2025) malam.
Baca juga: Update Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 1.333 Orang
Cucun menyoroti proses memasak sejak pukul 23.00 WIB yang dinilai terlalu dini. Hal ini menurutnya menyalahi aturan.
Dia menyebut selisih waktu antara produksi dengan konsumsi tidak boleh lebih dari empat jam.
"Untuk sampai ke jam 7 pagi dikirim ke PAUD TK, berapa jam? Kan maksimal 4 jam (setelah dimasak). Kita akan tertibkan SOP ini," tegasnya.
Baca juga: Tak Hanya Siswa, Ibu Menyusui di Bandung Barat Turut Keracunan MBG
Cucun juga menyinggung persoalan bahan baku yang diduga bermasalah.
Ia menekankan agar Ikbal berani menolak bahan makanan yang tidak layak diolah.
"Saya tanya, kemarin pasti ada problem di bahan makanan, clear kan? Pokoknya jangan takut sama yayasan, kamu yang berkuasa di sini, tolak saja," ujar Cucun.
Menanggapi teguran keras itu, Ikbal mengaku akan melakukan evaluasi.
Namun, ia menegaskan metode memasak yang diterapkan selama ini tidak pernah berubah dan sama dengan periode sebelumnya. Termasuk metode memasak yang digunakan saat insiden keracunan.
"(Sebelumnya) tidak ada masalah, karena metode masak dari kejadian Senin ditarik ke dua minggu ke belakang itu sama metodenya dan jamnya sama," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang