Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Cililin Sebut Keluarga Tolak Otopsi Siswi SMK yang Kematiannya Dikaitkan MBG

Kompas.com, 2 Oktober 2025, 16:32 WIB
David Oliver Purba

Editor

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menyebut keluarga Bunga Rahmawati (17), siswi SMKN 1 Cihampelas, menolak dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian Bunga.

Kematian Bunga ramai dikaitkan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Baca juga: Siswi Penerima MBG di KBB Meninggal, RSUD Cililin Sebut Perlu Otopsi untuk Pastikan Penyebab

Pekan lalu, 121 siswa SMKN 1 Cihampelas sempat keracunan setelah mengonsumsi menu MBG. Bunga juga sempat memakan menu tersebut, meski saat itu tidak masuk daftar korban.

Namun, di media sosial, kematiannya dikaitkan dengan kasus keracunan massal itu.

"Pasien datang dalam keadaan death on arrival. Untuk memastikan penyebabnya harus melalui pemeriksaan forensik. Kami sudah menyarankan otopsi, tetapi keluarga menolak," ujar Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cililin, dr Dwi Anggitasari Puspita, Rabu (1/10/2025).

Baca juga: Ini Penjelasan soal Kematian Siswi SMKN 1 Cihampelas Dikaitkan Keracunan MBG

Dwi mengatakan, tanpa otopsi, sulit mengungkap penyebab meninggalnya Bunga. 

"Pemeriksaan toksikologi hanya bisa dilakukan lewat sampel lambung. Itu kewenangan forensik, bukan IGD. Jadi, kami tidak bisa menyimpulkan," jelasnya.

Bunga keluarkan busa dari mulut

Dwi menjelaskan, sebelum dibawa ke RSUD Cililin, Bunga sempat mengalami kejang-kejang dan mengeluarkan busa di mulutnya.

Namun, saat tiba di rumah sakit, petugas tidak menemukan muntah maupun busa di mulut gadis tersebut.

"Kalau pun ada muntahan, sampelnya harus ditangani khusus. Itu di luar kewenangan kami," tambahnya.

"Intinya, pasien datang ke RSUD Cililin sudah meninggal. Untuk tahu penyebabnya harus ada pemeriksaan lebih lanjut. Itu keputusan ada di keluarga," katanya.

BGN: Meninggalnya Bunga Tak Berhubungan dengan MBG

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa kasus meninggalnya Bunga tidak ada kaitannya dengan MBG.

“Itu kan sudah dijelaskan dari sana bahwa itu tidak ada hubungannya,” ujar Dadan saat ditemui di gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).

Menurutnya, pihak keluarga korban tidak memberikan izin untuk dilakukan otopsi, sehingga penyebab pasti kematian tidak bisa dipastikan lebih lanjut. (Suparjo Ramalan, Kontributor Bandung Barat Bagus Puji Panuntun)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau