BANDUNG, KOMPAS.com – Peneliti Ahli Utama Astronomi Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menanggapi beredarnya video viral di media sosial yang memperlihatkan benda bercahaya yang disebut-sebut sebagai meteor yang jatuh di dekat ruas Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat.
Profesor Riset Astronomi tersebut mengatakan, berdasarkan analisis terhadap berbagai rekaman video dan laporan warga di sejumlah daerah, ada beberapa cuplikan video yang tak terkait dengan peristiwa meteor yang terlihat di langit Cirebon tersebut.
"Kobaran api dan bola api yang jatuh vertikal itu saya duga tidak terkait dengan meteor. Kobaran api tidak tahu kejadiannya apa, yang jelas meteor tidak menyebabkan kebakaran," kata Thomas saat dihubungi Senin (6/10/2025).
Baca selengkapnya: Video Kebakaran Tol Palikanci akibat Meteor Hoaks, Peristiwa Kebakaran Lahan Tebu 2024
"Kemudian, yang bola api yang jatuhnya cenderung vertikal itu kemungkinan video di tempat lain, terkait dengan flare," ucapnya.
Baca selengkapnya: Tak Hanya di Cirebon, Bola Api Misterius Buat Geger Warga Juga Terlihat di Indramayu hingga Majalengka
Thomas menjelaskan data paling relevan datang dari laporan dan rekaman CCTV saat waktu kejadian sekitar pukul 18.35– 18.39 WIB.
Beberapa warga di Cirebon, Tasikmalaya, hingga Tegal dan Pekalongan melaporkan melihat cahaya terang melintas di langit diikuti suara dentuman.
BMKG Cirebon (ACJM) juga mendeteksi adanya getaran pada pukul 18.39.12 WIB yang menguatkan dugaan adanya gelombang kejut akibat meteor yang menembus lapisan atmosfer.
"Jadi, kalau saya rekonstruksikan semua informasi tersebut dengan mengeliminasi soal kobaran api, kemudian bola api yang jatuhnya vertikal yang menurut saya tidak terkait. Maka, saya menyimpulkan kejadian di Cirebon dan sekitarnya itu adalah masuknya meteor besar mulai dari Laut Jawa kemudian melintas di atas Tasik, kemudian lewat Kuningan, kemudian Kabupaten Cirebon, dan akhirnya ke Laut Jawa," ucapnya.
BMKG, katanya, juga mendeteksi fenomena tersebut dari azimuth 221 dari arah barat daya.
"Suara dentuman itu terjadi ketika meteor tersebut mencapai ketinggian yang lebih rendah dan kemudian terjadi gelombang kejut sehingga menimbulkan suara dentuman dan ada laporan juga getaran pada kaca rumah warga," ujarnya.
Thomas menyebutkan, fenomena tersebut mirip dengan kejadian jatuhnya meteor di Bone, Sulawesi Selatan, pada tahun 2008 lalu, yang saat itu memicu getaran kuat di rumah warga.
Namun, kali ini ukurannya diperkirakan lebih kecil.
"Kalau yang di Cirebon ini saya duga lebih kecil karena hanya suara dentuman dan ada sebagian kecil warga yang kemudian merasakan ada getaran pada kaca jendela dan getaran," tuturnya,
"Yang lebih nyata terdeteksi pada sensor BMKG. Jadi, saya perkirakan secara kasus kemungkinan obyek ini ukurannya antara 3 sampai 5 meter yang jatuh di Laut Jawa karena ukuran sebegitu kemungkinan hanya menimbulkan gelombang pada sekitar titik jatuh saja,” ujarnya.
Dikatakan, fenomena ini merupakan meteor sporadik, yaitu batuan sisa pembentukan Tata Surya yang orbitnya berpapasan dengan bumi.
"Jadi meteor yang melintas di Cirebon itu adalah meteor sporadik atau katakan itu batuan orbitnya itu berpapasan dengan bumi," ucapnya.
Meski sebagian permukaan meteor tersebut terbakar saat melintas di atmosfer, Thomas menduga sebagian kecil fragmennya (sisa-sisa batuan) mungkin masih tersisa ketika jatuh ke Laut Jawa.
Namun, karena titik jatuhnya di laut, tidak ada dampak signifikan terhadap wilayah daratan.
“Tidak berdampak, kalau di darat tentu menimbulkan kawah, ya, tapi ini jatuhnya di laut,” ucapnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya atau menyebarkan video hoaks yang mengaitkan fenomena ini dengan kebakaran di darat.
"Imbuannya, warga tidak menyebarkan hoaks, ya. Karena seperti bola api, seperti kobaran api, kemudian lahan terbakar itu tidak terkait. Hanya di media sosial itu dikait-kaitkan, ya," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, media sosial TikTok dan Instagram dihebohkan oleh beredarnya video benda bercahaya yang disebut-sebut sebagai meteor jatuh di dekat ruas Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/10/2025) malam.
Benda tersebut diduga memicu kebakaran di sekitar lokasi titik jatuhnya.
Dalam video yang beredar, terlihat api berkobar cukup tinggi di seberang jalan tol dengan lalu lintas kendaraan yang masih ramai.
Unggahan serupa juga dibagikan akun @bogordailynews.
Beberapa warganet mengaku mendengar suara ledakan saat peristiwa tersebut.
Peristiwa ini mengingatkan warga pada kejadian serupa di Cirebon pada 18 Agustus 2010, ketika masyarakat melaporkan benda langit jatuh di daerah Terasana Baru, Babakan.
Saat itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menegaskan bahwa benda tersebut bukan bagian dari hujan meteor Perseid.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang