INDRAMAYU, KOMPAS.com - Sebuah insiden tak terduga terjadi saat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Hari Jadi Indramayu ke-498 di Gedung DPRD Indramayu, Selasa (7/10/2025).
Sejumlah ibu-ibu mengadang mobil Dedi Mulyadi ketika ia hendak meninggalkan lokasi acara.
Para ibu tersebut membentangkan kertas karton dengan tulisan: “Bapak Dedi Tolong Bantuannya, Saya Korban Penggelapan Uang Tabungan yang Dimakan Guru. Tolong Saya Bapak Aing!” yang dilengkapi dengan gambar emoji sedih.
“Pak Dedi tolong saya pak, tolong,” teriak salah satu ibu sambil mengadang mobil gubernur.
Baca juga: Dedi Mulyadi Fokuskan Dana Desa 2026 untuk Penanganan Sampah
Dedi Mulyadi kemudian menanyakan nama sekolah yang dimaksud dan meminta nomor ponselnya untuk memudahkan tindak lanjut.
Ibu yang berani mengadang mobil gubernur itu bernama Iin (28), warga Kelurahan Margadadi, Indramayu.
Ia tidak sendiri. Sejumlah wali murid lain yang anaknya bersekolah di tempat yang sama juga turut serta.
“Ini soal uang tabungan, Pak, di PAUD SPS Al Mursyid,” jelas Iin saat dikonfirmasi Kompas.com.
Ia menjelaskan, uang tabungan anak-anak mereka seharusnya dibagikan pada Juni tahun lalu, namun hingga kini tidak ada kejelasan mengenai hal tersebut.
“Sampai sekarang gak ada klarifikasi, gak ada apa-apa dari sekolah,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat menghadiri peluncuran aplikasi Nyari Gawe di Kabupaten Indramayu, Selasa (7/10/2025).Mengetahui adanya kunjungan Dedi Mulyadi ke Indramayu, mereka berinisiatif untuk mengadu langsung agar masalah ini segera ditindaklanjuti.
Iin menyampaikan, total uang tabungan yang tidak jelas nasibnya mencapai Rp56 juta, yang merupakan milik 26 murid.
Upaya konfirmasi ke pihak sekolah telah dilakukan, namun guru di sana mengaku tidak mengetahui apapun terkait tabungan tersebut.
Sementara itu, pihak berwenang seperti kepala PAUD selalu menghindar ketika dikonfirmasi oleh orang tua murid.
“Kami cuma mau uang tabungan kami dikembalikan,” tegas Iin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang