SUKABUMI, KOMPAS.com - Pemerintah Prabowo-Gibran tengah memasuki satu tahun kepemimpinan.
Dari perjalanan tersebut, program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan seiring dengan mereka menjabat.
Bahkan, janji kampanye Prabowo-Gibran tersebut sempat diuji coba kala Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Jokowi.
Di beberapa sekolah yang berada di Sukabumi, pemerataan program MBG tersebut masih berjalan hingga kini.
Baca juga: Cerita IRT Jadi Tukang Cuci Ompreng MBG: Bantu Suami, Kasih ke Ibu, Bisa Nabung...
Egi Febriansyah (27 tahun), salah seorang guru sekolah dasar di SDN Tipar Kecamatan Cisaat, mengapresiasi program kerja MBG yang digagas oleh Prabowo Subianto tersebut.
Egi mengaku bahwa sekolah baru sekitar dua bulan menerima manfaat dari program MBG.
Namun, antusiasme dan respons dari para pelajar menyambut baik hal tersebut.
"Ada beberapa hal yang bisa saya sampaikan, dampak positif siswa jadi lebih semangat datang ke sekolah, apalagi yang berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas," kata Egi saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Lanjut Egi, selama pelajaran pagi hari, anak-anak tampak fokus sebab perut sudah terisi oleh MBG.
Selain itu, program tersebut juga mengajarkan para pelajar untuk menerapkan sifat disiplin serta tanggung jawab.
"Program ini juga menumbuhkan kebersamaan dan disiplin karena ada jadwal makan bersama yang tertib," terang Egi.
Baca juga: Bupati Aceh Timur Desak Dapur MBG Miliki Sertifikat Higien dan Libatkan Daerah
Masih kata Egi, ia berharap agar para mitra dari program tersebut bisa menyediakan menu yang variatif, tetapi gizi tetap seimbang.
Egi juga meminta keterlibatan pemerintah daerah untuk melakukan monitoring pada penyediaan MBG serta pihak terkait bisa memberikan edukasi akan pentingnya memakan makanan yang seimbang.
"Aspek edukasi gizi sebaiknya diperkuat supaya siswa tidak hanya makan gratis, tetapi juga paham pentingnya makan sehat," imbuh Egi.
Diwawancarai terpisah, Utari, salah seorang guru SMP di Kabupaten Sukabumi, mengapresiasi niatan pemerintah Indonesia yang menginginkan asupan dasar gizi terpenuhi untuk anak-anak hingga ibu hamil.
Namun, Kintan juga berharap adanya pemerataan pendidikan bagi masyarakat, terkhusus kaum pelajar di Indonesia.
"(Ingin) ada program untuk anak, baiknya sih mending kasih semacam beasiswa atau bantuan untuk orangtuanya sebab bisa lebih terasa manfaatnya," papar Kintan.
Dalam program MBG, Kintan juga berharap agar menu yang disajikan untuk para penerima manfaat bisa variatif, seperti menyediakan rebus jagung, kacang, hingga ubi.
"Nah, bisa sesekali makanan rebusan kaya gitu, dan kalau mau kasih MBG dalam bentuk kering (makanan ringan) juga jangan sembarangan makanan warung. Bergizi kan bukan dari pemanis buatan, pewarna buatan," ungkap Utari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang