BOGOR, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibuat sejak awal pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka terus bergulir.
Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) perlahan terus dibangun untuk melayani penerima manfaat di berbagai pelosok di Indonesia.
Salah satunya adalah dapur SPPG Cibitung Tengah II, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.
Dapur ini baru saja dibangun untuk melayani ribuan siswa agar mendapatkan program MBG di pelosok wilayah barat Kabupaten Bogor ini.
Baca juga: Cerita Pilu Kepala SPPG di Riau Ditelepon Kepala Sekolah yang Butuh MBG: Banyak yang Tak Sarapan
Pemilik SPPG Cibitung Tengah II, Wiwit Subagyo, mengatakan bahwa pada tahap awal ini dapurnya akan melayani 2.000 dari target sekitar 4.000 penerima manfaat di wilayah Kecamatan Tenjolaya.
Untuk penyaluran saat ini, terdapat 15 sekolah mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, hingga Madrasah.
"Jadi, kami hanya mengirim di lingkungan Tenjolaya saja, terutama Desa Cibitung Tengah. Apabila memang sudah habis, kami bergeser ke desa yang lain, tetapi di lingkungan Tenjolaya," kata Wiwit saat ditemui Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Untuk bahan baku yang disiapkan, SPPG ini bekerja sama dengan koperasi dan beberapa supplier dari sekitar lingkungan dapur, seperti sayuran dan lainnya.
Kualitas bahan baku juga dikontrol dengan ketat demi menjaga kesegaran yang nantinya dijadikan menu variatif sesuai dengan takaran dan standar ahli gizi.
Baca juga: Guru di Sukabumi soal MBG: Apresiasi Program hingga Minta Inovasi Menu
"Kami masak berdasarkan dari yang sudah dibuat ahli gizi. Menu variatif sesuai kadar gramnya mengikuti dari menu yang dibuat ahli gizi," jelasnya.
Wiwit menambahkan, untuk mengantisipasi keracunan makanan MBG seperti yang terjadi di beberapa daerah lain belakangan ini, SPPG Cibitung Tengah II memiliki cara tersendiri.
Salah satunya dengan mengolah masakan di pagi hari agar rentang waktu sejak makanan dibuat sampai pendistribusian tidak terlampau jauh.
"Dimasak sekitar pukul 03.00 WIB, jadi kami distribusikan rentangnya tidak lama sehingga makanan kami fresh dan meminimalisasi keracunan makanan pada penerima manfaat," tambah Wiwit.
Peralatan yang digunakan juga tak luput dari perhatian sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Selain itu, untuk mengantisipasi keracunan makanan yang akan didistribusikan, juga akan dicicipi terlebih dahulu oleh petugas dapur sehingga kesegaran dan kualitas makanan tetap terjaga sampai ke tangan penerima manfaat.
Baca juga: Bupati Aceh Timur Desak Dapur MBG Miliki Sertifikat Higien dan Libatkan Daerah