INDRAMAYU, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya berkontribusi pada pemenuhan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat, termasuk bagi mereka yang berusia lanjut.
Salah satu yang merasakan dampak positif dari program ini adalah Sulfi (54), seorang ibu rumah tangga.
Ia kini bekerja sebagai pencuci ompreng di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
“Saya umur sudah 54 tahun, Mas, di mana coba ada tempat yang mau menerima pekerja di umur segini, makanya adanya program MBG sangat membantu sekali,” ungkap Sulfi saat ditemui di sela-sela tugasnya pada Selasa (14/10/2025).
Baca juga: Hanya 5 Dapur MBG di Sragen Kantongi SLHS, Ini Penyebabnya
Sebelum bergabung dengan SPPG, Sulfi berjualan makanan kecil yang dipasok ke kantin sekolah.
Kini, ia mendapatkan tambahan penghasilan sebesar Rp 120.000 per hari dari tugas mencuci ribuan ompreng yang digunakan dalam program MBG.
Menurutnya, upah tersebut cukup besar, terutama karena anak bungsunya yang masih SMA membutuhkan biaya lebih.
“Saya UMKM, biasa masok jajan ke kantin sekolah ya alhamdulillah ada penghasilan tambahan, malah lebih enak di sini, sangat membantu sekali lah untuk ekonomi,” jelasnya.
Baca juga: Pemkot Magelang Tidak Dilibatkan MBG, Wali Kota: Pendaftaran Dapur dari BGN
Sulfi mengaku mengetahui peluang kerja di dapur MBG melalui pemberitaan. Setelah mendengar bahwa dapur MBG akan dibangun di desanya, ia segera melamar pekerjaan.
“Kebetulan Pak Haji yang punyanya juga baik. Pas saya bilang mau ikut kerja, alhamdulillah langsung diterima,” tuturnya sambil tersenyum.
Ilustrasi MBG.
Setiap hari, Sulfi dan rekan-rekannya mencuci sekitar 3.900 ompreng kotor setelah penyaluran makanan ke sekolah-sekolah penerima manfaat MBG.
Meskipun harus mencuci ribuan ompreng, ia mengaku tidak merasa lelah karena pekerjaan tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan teman-temannya.
“Untuk mencuci ompreng, ada aturan atau tata cara khusus yang diajarkan agar bersih dan steril. Seperti membilas ompreng kotor pada air rendaman garam terlebih dahulu untuk merontokkan noda makanan, baru dicuci pakai air bersih dan sabun agar bersih sempurna,” jelasnya.
Setelah dicuci, ompreng dijemur di bawah terik matahari sebelum digunakan kembali keesokan harinya.