Editor
BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Ratusan siswa SD, SMP, dan SMK, serta sejumlah guru di Kecamatan Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat, keracunan usai menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa dan Rabu (14-15 Oktober 2025).
Menu yang disajikan kala itu terdiri dari nasi, ayam kecap, sayur, dan potongan buah melon.
Beberapa jam setelah dikonsumsi, sejumlah siswa dan guru mulai mengeluhkan mual, pusing, serta diare.
Korban berasal dari beberapa sekolah di kawasan yang sama, antara lain SMP Negeri 1 Cisarua, SD Garuda, dan SMK Negeri 1 Cisarua.
Baca juga: 2 Petugas SPPG Ikut Keracunan gara-gara Makan Menu MBG SMP 1 Laguboti
Salah satu korban, Rieke Amelia Yani (21), guru SD Negeri Garuda, menceritakan pengalaman tidak menyenangkannya setelah menyantap menu MBG.
“Saya sempat merasa mual, panas di perut, dan diare setelah makan nasi, ayam kecap, sayur, dan buah melon yang disediakan,” ujar Rieke dikutip dari Kompas.id, Kamis (16/10/2025).
Rieke mengatakan, awalnya hanya tiga orang guru yang mengalami gejala serupa. Namun, menjelang malam, keluhan makin terasa.
“Awalnya tiga orang, termasuk saya. Tapi malamnya saya dikasih obat sama orangtua, jadi agak mendingan, cuma masih lemas dan pusing,” katanya.
Dua guru lain disebut harus mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Baca juga: 1.700 Siswa dan Guru Jadi Korban Keracunan MBG di Bandung Barat dalam Sebulan
Kondisi puluhan siswa SMP Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang diduga keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus memburuk, Selasa (14/10/2025).Menurut Rieke, kasus serupa juga dialami oleh banyak siswanya.
“Sekarang sudah lebih dari 20 anak yang mengeluh sakit. Kebanyakan dari kelas 3, 4, dan 5. Kelas 1 dan 2 juga ada, tapi lebih sedikit,” tuturnya.
Ia menambahkan, SD Negeri Garuda berada satu kawasan dengan SMP Negeri 1 Cisarua. Kedua sekolah tersebut mendapatkan suplai makanan dari pemasok yang sama dalam program MBG.
Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Asep Sehabudin, menyebut jumlah korban mencapai sekitar 200 orang.
“Korban tak hanya siswa SMP, tetapi juga SD, SMK, hingga guru,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, lanjut Asep, telah menyiagakan seluruh rumah sakit dan klinik untuk menangani para korban.