BANDUNG, KOMPAS.com - Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Didi Sukyadi menegaskan pihaknya tidak menolerir segala bentuk kekerasan maupun perundungan (bullying) di lingkungan kampus, baik antar mahasiswa maupun antara dosen dan mahasiswa.
"UPI tak menolerir sekecil apa pun tindakan bullying. Apakah itu dari dosen kepada mahasiswa, sebaliknya, ataupun sesama mahasiswa. Jika ditemukan kasus seperti itu, kami tidak akan ragu memprosesnya sesuai ketentuan disiplin, bahkan bisa berujung pada sanksi berat hingga dikeluarkan dari kampus, kita tak main-main," tegas Didi usai memperingati Dies Natalis UPI ke-71 di Bandung, Senin (20/10/2025).
Didi menjelaskan, UPI terus memperkuat sistem pencegahan perundungan melalui peran aktif dosen pembimbing akademik.
Setiap dosen didorong untuk tidak hanya melakukan bimbingan administratif, tetapi juga melakukan pembinaan langsung kepada mahasiswa, termasuk dalam aspek mental dan etika.
"Kami optimalkan proses bimbingan, agar dosen tak hanya sekadar klik sistem tapi juga bertatap muka, memberikan masukan dan nasihat. Kami ingin dosen tak hanya mendorong ilmu, tapi juga membentuk karakter, sopan santun, disiplin, dan saling menghormati sesama manusia," ujarnya.
Baca juga: Kasus Bullying Timothy, Praktisi Desak Rektor Minta Maaf: Pelajaran bagi Semua Kampus
Ilustrasi UPI, Universitas Pendidikan IndonesiaSelain pembinaan langsung, Didi menyebut pihaknya tengah memperkuat kurikulum agar memuat nilai-nilai kemanusiaan dan penghormatan terhadap sesama. Nilai ini diharapkan menjadi dasar dalam mencetak generasi muda yang cerdas sekaligus berempati.
"Kita juga memperkuat kurikulum kita agar menyisipkan nilai-nilai penghargaan terhadap manusia, bahwa kita tak boleh melakukan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik. Bahkan, kepada hewan pun tak boleh berlaku kasar apalagi kepada sesama manusia," tambahnya.
Didi menilai tantangan terbesar dunia pendidikan ke depan bukan hanya soal akademik, tetapi juga kesehatan mental mahasiswa generasi Z yang menghadapi tekanan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks.
Baca juga: UPI Genjot Serapan Lulusan hingga 80 Persen lewat Kerja Sama Global
"Tantangan pendidikan ke depan akan jauh lebih susah, terutama bagaimana kita bisa meningkatkan kesehatan mental anak-anak kita para mahasiswa, khususnya generasi Z yang memang tantangannya semakin kompleks dan tak menentu," tuturnya.
Sementara itu, ustaz Adi Hidayat yang juga dosen tetap UPI mengapresiasi langkah UPI dalam memperkuat pendidikan moral di lingkungan kampus.
"Saya kira (bullying) menjadi hal darurat bagi kita semua, bukan hanya insan pendidikan tapi seluruh komponen bangsa untuk fokus mengatasi itu dengan harapan meminimalisir dan menghilangkan," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang