Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPI Siap Keluarkan Mahasiswa Pelaku "Bullying", Ini Pesan Rektor Didi

Kompas.com, 20 Oktober 2025, 16:56 WIB
Agie Permadi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Didi Sukyadi menegaskan pihaknya tidak menolerir segala bentuk kekerasan maupun perundungan (bullying) di lingkungan kampus, baik antar mahasiswa maupun antara dosen dan mahasiswa.

"UPI tak menolerir sekecil apa pun tindakan bullying. Apakah itu dari dosen kepada mahasiswa, sebaliknya, ataupun sesama mahasiswa. Jika ditemukan kasus seperti itu, kami tidak akan ragu memprosesnya sesuai ketentuan disiplin, bahkan bisa berujung pada sanksi berat hingga dikeluarkan dari kampus, kita tak main-main," tegas Didi usai memperingati Dies Natalis UPI ke-71 di Bandung, Senin (20/10/2025).

Didi menjelaskan, UPI terus memperkuat sistem pencegahan perundungan melalui peran aktif dosen pembimbing akademik.

Setiap dosen didorong untuk tidak hanya melakukan bimbingan administratif, tetapi juga melakukan pembinaan langsung kepada mahasiswa, termasuk dalam aspek mental dan etika.

"Kami optimalkan proses bimbingan, agar dosen tak hanya sekadar klik sistem tapi juga bertatap muka, memberikan masukan dan nasihat. Kami ingin dosen tak hanya mendorong ilmu, tapi juga membentuk karakter, sopan santun, disiplin, dan saling menghormati sesama manusia," ujarnya.

Baca juga: Kasus Bullying Timothy, Praktisi Desak Rektor Minta Maaf: Pelajaran bagi Semua Kampus

Perkuat Kurikulum

Ilustrasi UPI, Universitas Pendidikan IndonesiaDOK. UPI Ilustrasi UPI, Universitas Pendidikan Indonesia

Selain pembinaan langsung, Didi menyebut pihaknya tengah memperkuat kurikulum agar memuat nilai-nilai kemanusiaan dan penghormatan terhadap sesama. Nilai ini diharapkan menjadi dasar dalam mencetak generasi muda yang cerdas sekaligus berempati.

"Kita juga memperkuat kurikulum kita agar menyisipkan nilai-nilai penghargaan terhadap manusia, bahwa kita tak boleh melakukan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik. Bahkan, kepada hewan pun tak boleh berlaku kasar apalagi kepada sesama manusia," tambahnya.

Didi menilai tantangan terbesar dunia pendidikan ke depan bukan hanya soal akademik, tetapi juga kesehatan mental mahasiswa generasi Z yang menghadapi tekanan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks.

Baca juga: UPI Genjot Serapan Lulusan hingga 80 Persen lewat Kerja Sama Global

"Tantangan pendidikan ke depan akan jauh lebih susah, terutama bagaimana kita bisa meningkatkan kesehatan mental anak-anak kita para mahasiswa, khususnya generasi Z yang memang tantangannya semakin kompleks dan tak menentu," tuturnya.

Sementara itu, ustaz Adi Hidayat yang juga dosen tetap UPI mengapresiasi langkah UPI dalam memperkuat pendidikan moral di lingkungan kampus.

"Saya kira (bullying) menjadi hal darurat bagi kita semua, bukan hanya insan pendidikan tapi seluruh komponen bangsa untuk fokus mengatasi itu dengan harapan meminimalisir dan menghilangkan," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau