Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moda Tua yang Tak Tergantikan: Ketika Delman Menjadi Penyelamat Pagi di Dayeuhkolot

Kompas.com, 5 Desember 2025, 10:11 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kabut subuh masih menggantung seperti selendang tipis ketika derap tapal kuda mulai terdengar di Jalan Raya Dayeuhkolot. Di antara anyir banjir yang mengendap, para kusir delman hadir sebagai saksi yang tak pernah ingkar pada rutinitas, mempertahankan tradisi yang nyaris tersingkir oleh zaman.

Dari kejauhan, bayang-bayang kereta kuda itu tampak seperti siluet masa lampau yang menyusup ke celah-celah modernitas. Kusir-kusirnya datang lebih awal dari cahaya pagi, mendekap jaket tipis, sambil memeriksa roda kayu yang kerap digempur arus air setinggi paha orang dewasa.

Subuh mah kudu datang (subuh harus datang) Penumpang pertama biasanya pegawai pabrik yang baru pulang shift malam,” ujar Maman Rahman (48), seorang kusir asal Baleendah yang lama mengenal banjir Dayeuhkolot.

Baginya, subuh bukan sekadar waktu dini hari, melainkan pertarungan pertama antara harapan dan kenyataan.

Baca juga: Banjir Lumpuhkan Jalan Raya Dayeuhkolot Bandung, Pengendara Mulai Lelah Hadapi Situasi Berulang

Pegawai pabrik yang baru keluar dari gerbang kawasan industri menjadi penumpang awal yang menaruh kepercayaan pada delman.

Dalam tubuh mereka yang letih, tersimpan kecemasan melewati banjir tanpa harus mempertaruhkan keselamatan.

"Banjir sakieu mah kudu ku delman, naon deui lamum lain ku ieu (delman) (banjir segini mah harus pakai delman, apa lagi kalau bukan kendaraan ini), keluh seorang penumpang yang memilih menaiki delman ketimbang nekat berjalan kaki menembus air.

Delman jadi penyelamat

Kusir delman saat tengah mengantarkan penumpang melintasi banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (31/11/2025) delman menjadi salah satu alternatif bagi warga dan pengendara yang tak berani menerjang banjirKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Kusir delman saat tengah mengantarkan penumpang melintasi banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (31/11/2025) delman menjadi salah satu alternatif bagi warga dan pengendara yang tak berani menerjang banjir

Di saat ojek enggan melintasi banjir, delman tampil sebagai penyelamat yang tak pernah diharapkan namun selalu dicari.

Menjelang pagi merayap, para pembeli dari perkampungan sekitar mulai berdatangan. Mereka mencari toko yang buka di Pasar Dayeuhkolot, sementara jalur-jalur menuju pasar itu terputus seperti tubuh sungai yang kehilangan kendali.

Delman menjadi jembatan sunyi antara rumah dan pasar. Kereta kayu itu bergerak perlahan, menahan riak banjir, mengantar ibu-ibu yang membawa keranjang kosong namun hati yang penuh rencana.

Baca juga: Banjir Dayeuhkolot, Bupati Dadang Sentil Perusahaan Abai: Pengusaha Jangan Picik

Tidak sedikit pula warga yang hendak menuju Baleendah terpaksa berhenti di titik genangan. Arus air yang mencapai paha orang dewasa memutus langkah mereka, seolah menegaskan bahwa banjir bukan hanya bencana, tetapi juga gerbang yang harus dinegosiasikan dengan kehati-hatian.

Mun ka Baleendah ti dieu mah, delman kénéh nu bisa nganter, ( Kalau ke Baleendah lewat jalur ini, cuma delman yang bisa nganter),"tutur Dadan (38), kusir lain yang sorot matanya teduh.

Dadan mengibaratkan delman sebagai perahu kecil yang hidup di daratan, bergerak pelan tapi pasti menembus aral.

Peran lain yang membuat para kusir ini kian dibutuhkan adalah kemampuannya mengangkut sepeda motor. Banyak pengendara memilih menaikkan motor mereka ke delman daripada memaksa mesin menyelam dalam air kotor yang mengancam piston.

Halaman:


Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau