Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Agung Sang Cipta Rasa: Sejarah, Arsitektur, dan Keunikannya

Kompas.com - 13/01/2022, 08:52 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan salah satu masjid tertua di Nusantara. Masjid yang berada di Kota Cirebon, Jawa Barat ini dibangun pada masa Wali Songo, sekitar abad ke-15 Masehi.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa hingga saat ini masih beroperasi sebagai tempat ibadah umat Islam. Masjid ini juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 4 Oktober 1999 silam.

Di dalam kompleks masjid terdapat pemakaman yang berisi 21 petak makam. Pemakaman ini lokasinya di sudut halaman masjid bagian barat daya, dan hanya berupa gundukan tanah yang diberi susunan bata dengan nisan polos dari batu.

Baca juga: Masjid Agung Sang Cipta Rasa: Sejarah dan Arsitekturnya

Sejarah Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa dilakukan pada tahun 1498. Pembangunan yang diprakarsai Sunan Gunung Jati, namun pelaksanaan pembangunan dipimpin oleh Sunan Kalijaga.

Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, konon Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini dibangun dalam waktu satu malam saja.

Artinya, masjid dibangun hari ini, dan keesokan paginya sudah bisa digunakan untuk shalat subuh secara berjemaah.

Selain dipimpin Sunan Kalijaga, pembangunan masjid ini juga diarsiteki oleh Raden Sepat dari Majapahit. Pembangunan juga melibatkan 200 orang santri dari Demak.

Nama Sang Cipta Rasa yang disematkan pada masjid ini memiliki makna yang cukup mendalam. Maknanya, masjid ini merupakan bentuk pengejawentahan rasa dan kepercayaan.

Baca juga: Azan Pitu, Tradisi Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon Sejak Zaman Wali Sanga

Selain Sang Cipta Rasa, masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Pakungwati. Hal ini disebabkan karena masjid berada di dalam kompleks Keraton Pakungwati, Kesultanan Cirebon.

Adapula masyarakat yang menyebutnya sebagai Masjid Kasepuhan, karena saat ini masjid terletak di depan Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat.

Arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa tampak dari sisi samping.cagarbudaya.kemdikbud.go.id Masjid Agung Sang Cipta Rasa tampak dari sisi samping.
Gaya arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa sangat kental gaya tradisional Nusantara. Hal ini ditandai dengan tidak adanya kubah yang menjadi ciri khas masjid bergaya Timur Tengah.

Sebagai gantinya, atap masjid ini berbentuk limas bersusun tiga. Gaya ini juga ditemukan pada atap Masjid Agung Demak yang dibangun beberapa waktu sebelumnya.

Ruang utama masjid berukuran 17,80 x 13,30 meter. Terdapat enam ruangan di dalamnya, yang dikelilingi tembok setinggi 3 meter.

Di dalam masjid terdapat 30 buah tiang utama yang berbentuk bulat dengan diameter 40 centimeter. Tiang-tiang itu berdiri di atas umpaknya masing-masing.

Di antara tiang yang ada terdapat tiang atau saka tatal, yaitu tiang yang dibuat dari serpihan kayu yang disatukan. Saka tatal ini juga terdapat di Masjid Agung Demak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com