Dinding bangunan inti tidak sampai menempel ke atap. Tinggi dinding sekitar 3 meter, dengan tebal 56 centimeter. Dinding berfungsi sebagai pemisah antara ruang dalam dan serambi.
Baca juga: Sunan Gunung Jati, Penyebar Islam di Tanah Pasundan
Terdapat 44 lubang angin dinding bangunan inti ini. Lubang angin berbentuk belah ketupat bergerigi.
Kompleks Masjid dikelilingi tembok yang memiliki hiasan belah ketupat dan berbentuk segi enam bergerigi.
Bagian atas tembok terdapat pelipit rata dari susunan batu bata yang bagian atas dan bawahnya dibuat mengecil. Bentuk ini oleh masyarakat setempat disebut dengan candi laras.
Terdapat enam buah pintu pada tembok yang mengelilingi masjid. Tiga pintu di sebelah timur, satu pintu di utara, dan dua di timur atau tengah.
Gerbang utama terletak di sebelah timur bagian tengah. Gerbang ini berhiaskan sayap bersusun tiga pada bagian puncaknya. Selain itu juga ada lengkungan berhiaskan candi laras.
Bagian atap gerbang terdapat gapura, lengkap dengan kaligrafi Arab. Sementara kanan kiri gerbang berhiaskan candi laras.
Selain arsitektur bangunannya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa juga dikenal unik karena setiap komponen masjid memiliki nama sendiri-sendiri, antara lain:
1. Sang Rengga
Mimbar masjid bernama Sang Rengga. Mimbar ini terbuat dari kayu yang letaknya menempel pada dinding barat masjid. Tinggi mimbar ini 2,30 meter, lebar 60 centimeter, panjang 1,22 meter.
Mimbar ini berbentuk seperti kursi, dan memiliki tiga anak tangga yang menyatu dengan lantai. Terdapat banyak hiasan berupa motif bunga, salur-saluran, dan dedaunan di mimbar Sang Rengga ini.
2. Prabayaksa
Ini adalah nama untuk serambi masjid yang ada di sisi selatan dinding bangunan inti. Serambi ini berukuran 29 x 6,40 meter.
Lantainya terbuat dari ubin merah, memiliki 14 kayu bulat yang terdiri dari dua lajur, dan 13 tiang persegi di bagian luar.
3. Pamandangan