BANDUNG, KOMPAS.com - Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah nasib yang harus dipikul Syahrul Mubarok (6) bocah yang terserempet kereta api satu hari jelang lebaran atau pada Minggu (1/5/2022).
Bagaimana tidak, Syahrul harus kehilangan tempurung kepala depannya akibat insiden tersebut.
Diduga kepalanya terbentur benda keras yang menyebabkan kerusakan pada tempurung kepala depan, bahkan ada sebagian serpihan yang tertancap di otaknya.
Baca juga: Kisah Bocah 6 Tahun di Bandung, Terserempet Kereta Jelang Lebaran hingga Cacat Permanen
Belakangan pihak RSUD Ujung Berung mesti memindahkan tempurung kepala bagian kanan Syahrul ke kepala bagian depan.
Bocah itu, harus mengenakan perban yang melingkar di kepalanya setiap hari. Selain itu, terdapat luka memar di bagian matanya yang membuat kondisi Syahrul makin mengkhawatirkan.
Saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Kampung Gandok RT 03 RW 05 Desa Bojong Salam, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Syahrul selalu mengerang kesakitan ketika bergerak terlalu aktif.
Sang nenek, Enih (65), mengaku hampir semua anggota keluarga yang ada di rumahnya harus berjibaku ketika akan mengganti perban Syahrul.
Sebagian anggota keluarga bertugas mengalihkan perhatian Syahrul, memanjakan, atau mengajak bocah itu bicara. Sedang yang lain, termasuk Enih mengganti perban Syahrul.
"Ya harus gotong-royong lah, karena dia ngamuk kesakitan setiap mau diganti perban, sebetulnya saya gak kuat, gak tega tapi gimana kalau gak diganti," kata Enih ditemui, Selasa (10/5/2022).
Enih membenarkan, semua anggota keluarga mesti terjaga dan fokus pada Syahrul, khawatir kepalanya terbentur sesuatu. Pasalnya Syahrul memang terkenal aktif.
"Takut terbentur apa gitu, dia kan anaknya gak mau diem," ujarnya.
Jadi Cepat Marah
Diakui Eni ada perubahan pada cucunya. Dulu, Syahrul tak cepat marah apabila diganggu atau dipanggil ketika disuruh melakukan sesuatu.
Berbeda dengan setelah operasi, bocah 6 tahun tersebut menjadi cepat marah jika dipanggil atau diusik saat bermain.
"Sekarang jadi cepet marah, lagi main terus dipanggil malah rewel, terus marah, kadang sekarang jadi sering mukul kalau dibecandain sama kakaknya," jelas Enih.
Baca juga: Dengan Wajah Ceria, Verawati Bocah Yatim Piatu di NTT, Terima Bantuan dari Pembaca Kompas.com