Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Mahasiswa SBM Somasi Rektor ITB hingga Mendikbud Terkait Turunnya Mutu Pendidikan

Kompas.com - 15/05/2022, 12:07 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Forum Orangtua Mahasiswa Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) melayangkan surat somasi terkait mutu pendidikan SBM ITB.

Surat somasi ditujukan pada Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Majelis Wali Amanat (MWA) ITB, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

"Kami mensomasi Rektor ITB, MWA ITB, dan Mendikbud agar dalam waktu 10 hari kerja sejak tanggal surat ini, menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SBM ITB," ujar perwakilan Forum Orangtua Mahasiswa SBM ITB, Ali Nurdin, Minggu (15/5/2022).

Baca juga: CFD di Solo Membludak Usai Vakum 2 Tahun, Gibran: Kita Evaluasi

Ali juga menuntut agar orangtua bisa diterima MWA, rektor ITB, dan dekanat SBM ITB secara bersama-sama untuk mendapatkan penjelasan resmi mengenai penyelesaian masalah di SBM ITB.

Seperti diketahui, persoalan SBM ITB mencuat ke permukaan karena konflik dosen SBM dan rektor ITB terkait hak dana swakelola SBM ITB.

Alasan Somasi

Ali menyampaikan beberapa pertimbangan kenapa somasi tersebut dilayangkan. Di antaranya, sejak kasus ini mencuat di 2021, pihaknya beberapa kali menyurati MWA ITB dan rektorat meminta audiensi penyelesaian persoalan.

Namun hingga kini, tidak ada kejelasan. Orangtua tidak mengetahui tentang perkembangan kasus SBM ITB. Sedangkan mutu pendidikan anak-anaknya menurun.

Misal, tidak ada dosen tamu dari luar negeri dan dosen praktisi, tidak adanya kegiatan mentoring serta tidak ada pengembangan soft skill bagi mahasiswa yang menjalani program double degree/double exchage.

Baca juga: Orangtua Mahasiswa Beberkan Menurunnya Kualitas SBM ITB: Permasalahan Belum Selesai

Hal ini tentunya akan mempengaruhi penilaian akreditasi AACSB yang sudah diperoleh secara susah payah oleh SBM ITB.

"Padahal akreditasi AACSB menjadi salah satu alasan anak-anak kami masuk kuliah di SBM ITB. Kami tidak tahu sampai kapan penurunan kualitas mutu pendidikan di SBM akan terus terjadi," tutur dia.

Pihaknya membaca dari media mengenai Tim Transisi ITB yang terdiri dari perwakilan pihak Rektorat ITB dan SBM ITB untuk menyelesaikan permasalahan.

Namun tim ini tidak pernah menyampaikan rencana kerja dan hasil kerjanya kepada publik, sehingga orangtua tidak tahu perkembangannya.

Baca juga: Konflik Rektor-Dosen, ITB Minta Maaf kepada Orangtua dan Mahasiswa SBM ITB

Kemudian mengenai transformasi ITB yang dilaksanakan secara sentralisasi dan unifikasi seperti yang disampaikan rektor kepada Komisi X DPR RI, kenyataannyaa merugikan kepentingan mahasiswa SBM.

Sebab kebutuhan setiap fakultas/sekolah berbeda-beda atau beragam. Kebijakan sentralisasi ini pun membuat beberapa kegiatan SBM ITB menjadi terlambat atau kualitasnya menurun.

Bahkan ada kegiatan di luar negeri yang batal diikuti SBM ITB, karena rantai birokrasi yang tidak fleksibel akibat sentralisasi.

"Menurut hemat kami, kebijakan sentralisasi dan unifikasi justru melanggar amanat MWA ITB tentang Tri Dharma dan Otonomi Pengelolaan ITB Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, yang menegaskan ITB harus mencerminkan semangat entrepreneurial uniersity sehingga harus fleksibel dan responsif dengan kualitas layanan yang bermutu tinggi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Bandung
Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Bandung
Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Bandung
Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Bandung
Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Bandung
Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bandung
Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Bandung
Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Bandung
Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Bandung
Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Bandung
Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com