Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Jabar Hentikan Pembelian Gorden Senilai Rp 1 Miliar

Kompas.com - 01/09/2022, 11:36 WIB
Dendi Ramdhani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghentikan pembelian gorden senilai Rp 1 miliar.

Penghentian pembelian gorden ini sebagai respons atas kritik dan masukan dari masyarakat menyikapi pembelian gorden bernilai fantastis tersebut.

"Ini kan anggaran sedang berjalan. Jadi yang sudah dilaksanakan ya sudah. Tapi ke depan kalau ada lagi masukan tentang gorden kita evaluasi ketat. Jadi kalau ada kelanjutan (pembelian lanjutan) lagi kita gak lanjutkan," kata Kepala Biro Umum Tulus Arifan kepada Kompas.com, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: Penampakan Gorden Seharga Rp 1 Miliar di Gedung Sate, Pemprov Jabar: 20 Tahun Belum Diganti

Tulus pun menyampaikan terima kasih kepada masyarakat atas saran dan kritiknya. Ia menganggap hal itu sebagai bagian dari koreksi bagi jajarannya.

"Jadi kita ini kan penyedia kita nggak tahu ke depan pengajuannya ada apa saja. Kalau ada pengajuan yang sama (pembelian gorden) ya kita hentikan. Terima kasih kepada masyarakat yang telah memberi masukan dan kritik bagi kami," jelasnya.

Seperti diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membeli gorden seharga lebih dari Rp 1 miliar. Hal itu tertuang pada laman Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (SIRUP LKPP).

Dalam laman tersebut, DPA pembelian gorden itu senilai Rp 1.154.888.300.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, gorden berwarna hijau itu sudah terpasang di Aula Barat dan Aula Timur Gedung Sate atau kantor Gubernur Jabar. Gorden tersebut cukup tebal dan panjang.

Gorden tersebut menggantung menutupi antarpilar besar yang terpasang di Aula Barat dan Timur Gedung Sate.

Pemasangan gorden

Kepala Biro Umum Sekertariat Provinsi Jawa Barat Tulus Arifan menjelaskan, Aula Barat dan Timur kerap dipakai untuk menggelar acara kemasyarakatan, kedinasan, hingga jamuan tamu penting dalam dan luar negeri.

Tulus menuturkan, gorden itu diganti karena kondisinya sudah lusuh dan sobek. Gorden yang diganti pun sudah berusia 20 tahun atau pada masa kepemimpinan Gubernur Jabar Raden Nana Nuriana.

"Jadi gorden ini diganti karena umurnya sudah lama dari tahun 2003 pada zaman Pak Nuryana dulu. Jadi sudah hampir 20 tahun belum diganti, dicuci juga mungkin enggak, ya intinya sudah cukup lama, lusuh dan sudah sobek-sobek juga," ucap Tulus saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Pemprov Jabar Beli Gorden Seharga Rp 1 Miliar, Memangnya Sebagus Apa?

Gorden yang dipesan khusus tersebut memilik tinggi 4,1 meter berbahan mulberry. Bahan tersebut bisa menyerap suara serta tidak tembus pandang. Hal itu diperlukan agar aktivitas perkantoran tidak terlalu terganggu saat ada acara.

"Jadi kita perbaiki, ganti, bahannya juga sama, dan itu kan (aula) luas dan (gordennya) besar-besar. Bahannya juga yang bisa menyerap suara karena ini kan area perkantoran jadi sebisa mungkin tidak mengganggu pegawai yang sedang bekerja," paparnya.

Dengan bentuk gorden yang besar, tebal, dan berat maka proses pemasangan pun memerlukan bahan yang kuat agar mampu menopang bobot gorden.

"Dan karena bangunannya tinggi jadi gordennya tinggi dan berat artinya dalam proses pemasangannya gak sebarangan. Karena beban gorden berat, sehingga butuh bracket dan rel (assesoris) yang bagus dan kuat," ungkap Tulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Bandung
Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Bandung
Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Bandung
Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Bandung
Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Bandung
Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bandung
Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Bandung
Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Bandung
Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Bandung
Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Bandung
Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com