Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa di Cimahi Bakar Keranda "Mafia Migas"

Kompas.com - 08/09/2022, 19:45 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIMAHI, KOMPAS.com - Sebuah keranda mayat bertuliskan 'Mafia Migas' dibakar ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Cimahi (GMC) saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Cimahi, Kamis (8/9/2022).

Keranda mayat itu disimbolkan sebagai adanya kelompok yang memonopoli bisnis minyak sehingga bisa menaikan harga BBM seperti yang tengah terjadi belakangan ini.

Aksi unjuk rasa itu dimulai dengan aksi long march mengitari jantung Kota Cimahi hingga berakhir di depan Kantor DPRD Kota Cimahi.

Selama aksi long march, mereka terus mengkampanyekan sikap penolakan akan kenaikan harga BBM yang kian hari kian berdampak dan mencekik masyarakat kecil.

Baca juga: Pukul 18.30, Peserta Demo Tolak Kenaikan BBM di Patung Kuda Bubarkan Diri

Sesampainya di Kantor DPRD, mereka kemudian berorasi satu persatu dan membakar keranda mayat yang mereka bawa selama long march sebagai simbol perlawanan.

Massa aksi sempat bersitegang dengan aparat kepolisian dan anggota DPRD Kota Cimahi lantaran mereka memaksa masuk ruangan, namun beruntung ketegangan itu mereda ketika Komisi IV membuka ruang untuk audiensi.

Koordinator massa aksi, M Sirojudin Nawawi mengatakan, aksi unjuk rasa GMC ini membawa tiga poin agar DPRD Kota Cimahi ikut mengambil sikap dalam kemelut kenaikan BBM.

"Pertama, dalam aksi ini kita ingin menyampaikan bahwa mahasiswa Cimahi menyatakan ketidaksepakatan terhadap kenaikan BBM. Itu yang pertama," ujar Nawawi usai menggelar audiensi.

Dari kajian yang dilakukannya, kenaikan BBM ini dipicu atas adanya permainan 'mafia' terkait distribusi minyak dan gas bumi di tanah air.

Menurutnya, negara yang diintervensi oleh permaiman para mafia ini akhirnya tunduk dan mengalihkan subsidi dari APBN menjadi sebuah bantuan tunai kepada masyarakat.

"Poin kedua, kenaikan BBM itu dipicu dari adanya mafia-mafia yang sering (bermain) pada penyaluran migas. Sehingga pemerintah mengalihkan subsidi menjadi BLT atau bansos," kata Nawawi.

Nawawi juga mendorong agar DPRD Kota Cimahi mengambil sikap untuk ikut andil dalam perumusan kebijakan pemerintah pada urusan stabilisasi harga kebutuhan pokok masyarakat di Kota Cimahi.

Baca juga: Pedemo Tolak Harga BBM Naik Memaksa Masuk Gedung DPRD Jateng, Sempat Terjadi Kericuhan

"Poin lainnya yakni isu lokal. Kenaikan BBM ini berimbas pada kenaikan bahan pokok. Kita menuntut agar pemerintah Kota Cimahi bosa menstabilkan bahan pokok dan mengantisipasi ketimpangan ekonomi di Kota Cimahi," paparnya.

Menurut Nawawi, pembagian BLT ini menjadi rawan akan ketimpangan ekonomi. Sebab dari kasus-kasus yang sering terjadi sebelumnya, pendistribusian bantuan selalu saja tidak tepat sasaran sehingga masyarakat miskin tidak benar-benar terbantu.

"Hasil audiensi bersama 4 perwakilan dewan yang menerima kami, mereka siap, menerima dan menindaklanjuti aspirasi dan tuntutan kami," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Bandung
Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Bandung
Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Berawal dari Notifikasi 'Sayang', Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Berawal dari Notifikasi "Sayang", Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com