Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Santri di Garut Dianiaya Teman Sendiri hingga Gendang Telinga Robek

Kompas.com - 14/09/2022, 09:20 WIB
Reni Susanti

Editor

GARUT, KOMPAS.com - Ketahuan mencuri dua ponsel dan jam tangan, seorang santri di Pesantren Persis Rancabango, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dianiaya temannya sendiri hingga gendang telinganya robek.

Penganiayaan tersebut terjadi pada 30 Juli 2022 dini hari. Saat itu, para pengurus santri berinisiatif menggelar sidang terhadap berbagai pelanggaran disiplin.

Dalam sidang tersebut, korban AH mengaku telah mencuri barang milik santri. Pengakuan itu berujung perbuatan yang tidak diinginkan oleh para santri lain yang mengikuti sidang.

Baca juga: Update Kasus Santri Gontor, 2 Tersangka Diperiksa, Penahanan Dilakukan Polda Jatim

"Kejadian (penganiayaan) yang terjadi itu murni spontanitas para santri, sehingga terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Persis Rancabango Lutfi Lukman Hakim, dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (13/9/2022).

Sidang kedisiplinan tersebut menghasilkan beberapa poin, yakni korban mengaku mencuri barang milik temannya berupa jam tangan, ponsel, dan barang-barang kebutuhan santri yang ditemukan di lemari korban.

"Untuk jam tangan posisinya ada di rumahnya, dan sudah diserahkan orangtuanya ke pesantren. Pihak orangtuanya pun sudah mengganti ponsel yang dijual oleh korban," ucapnya.

Setelah kejadian tersebut, pihak pesantren melakukan komunikasi intens dengan menghadirkan orangtua korban beserta perwakilan santri yang hadir dalam sidang disiplin.

"Pertemuan itu diakhiri dengan proses minta maaf oleh perwakilan santri dan saling memaafkan dengan pihak orangtua dan pelaku," ucapnya.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Santri Gontor Tewas Dianiaya, Bisakah Kekerasan Senior Dihentikan?

Pihaknya juga mendampingi korban melakukan pemeriksaan di RS Intan Husada.

Dari pemeriksaan itu ditemukan sejumlah luka di tubuh korban termasuk ada robekan di gendang telinga.

Lutfi menjelaskan, korban sempat kembali sekolah dan mengikuti berbagai kegiatan pesantren meskipun tidak penuh.

"Kami memaklumi jika dalam bulan Agustus, korban tidak mengikuti secara penuh kegiatan di pesantren, mengingat kondisi kesehatannya, fokus kami saat itu supaya terwujud kerukunan para santri dalam masalah ini," ucap dia.

Ia menyayangkan sikap orangtua korban yang memilih menempuh jalur hukum setelah proses mediasi berjalan selama satu bulan.

Baca juga: Driver Ojol di Garut Demo Tolak Kenaikan BBM, Juga Minta Potongan Aplikator Diturunkan

Padahal menurutnya, masalah tersebut sudah selesai secara kekeluargaan demi menjaga nama baik sekolah dan keluarganya.

Orangtua korban melapor penganiayaan yang diterima ke Polres Garut pada Minggu 11 September 2022.

Dia juga mengatakan permohonan maaf atas kejadian dalam sidang disiplin pada 31 Juli dini hari itu menurutnya murni merupakan kesalahan pihaknya sehingga menimbulkan korban kekerasan.

"Atas hal itu maka pihak pesantren siap bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan perbuatan santri kami di hadapan hukum dan kami akan patuh dan siap mengikuti prosedur," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 1 Santri Pesantren di Garut Jadi Korban Penganiayaan, Gendang Telinga Robek, Ini Kronologinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Bandung
Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Bandung
Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Bandung
Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Sadisnya Pelaku Mutilasi di Ciamis, Tenteng Pisau Usai Eksekusi Istri di Jalan Desa

Sadisnya Pelaku Mutilasi di Ciamis, Tenteng Pisau Usai Eksekusi Istri di Jalan Desa

Bandung
Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com