Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Rumah Warga di Purwakarta Ambruk Terdampak Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kompas.com - 12/10/2022, 12:52 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Sebelas rumah warga ambruk dampak pembangunan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung di Kampung Tegalnangklak, Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Robohnya belasan rumah warga tersebut diinformasikan oleh mantan Bupati Purwakarta yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dedi Mulyadi, melalui unggahan di akun Facebooknya, Rabu (12/10/2022).

Dalam unggahannya, Dedi mengatakan, pembangunan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan oleh PT Sinohydro itu kini telah hampir selesai.

Akan tetapi, sampai saat ini warga yang rumah rusak bahkan ambruk akibat pembangunan tersebut masih belum menerima kepastian mengenai proses ganti rugi.

Baca juga: Bappeda Karawang Usul Konektivitas hingga Tata Ruang Ciampel dan TOD Kereta Cepat Masuk RTRW

"Pembangunannya sudah hampir rampung, sedangkan warga tidak mendapat kejelasan kapan rumahnya akan diganti," kata Dedi Mulyadi di unggahan akun Facebooknya, Kang Dedi Mulyadi, Rabu (12/10/2022).

Dedi mengungkapkan, warga yang rumahnya ambruk terdampak pembangunan terowongan saat ini memilih tinggal di rumah kontrakan.

Dia pun mendesak agar PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bisa segera membangun kembali rumah warga yang rusak atau ambruk akibat pembangunan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Mereka menangis di kontrakan yang sempit, seperti kehilangan harapan. Saya minta pihak perusahaan segera membangun kembali rumah warga yang sudah hancur," pungkasnya.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Kompas.com masih menunggu konfirmasi dari pihak PT KCIC.

Baca juga: Gandeng PT INKA, UB Siapkan Riset Proyek Kereta Cepat Ramah Lingkungan

Bukan yang pertama kali terjadi

Sebelumnya, pembangunan jalur kereta cepat di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten bandung Barat (KBB), Jawa Barat, juga merugikan warga sekitarnya.

Sejak awal pengerjaan proyek pembangunan tiang elevated jalur kereta cepat dua tahun lalu, banjir jadi sering melanda wilayah tersebut.

Selain cukup sering, banjir yang menerjang pun semakin besar sehingga menimbulkan kerusakan, salah satunya memutus akses menuju TPA dan RA Nurul Azmi.

Mendapat protes dari warga dan anak-anak TK yang terdampak, PT KCIC pun segera melakukan pemeriksaan.

Hasilnya, proyek kereta cepat menyebabkan penyempitan saluran air, sehingga volume air yang tidak tertampung meluap membanjiri bangunan sekolah.

 Baca juga: Protes Murid TK ke Proyek Kereta Cepat Berbuah Manis, PT KCIC Benahi Saluran Air Penyebab Banjir

"Kami dari KCIC berusaha untuk memberikan penekanan dan penegasan kepada kontraktor untuk selalu memperhatikan aspek yang mungkin timbul (terutama) dari aspek Amdalnya," kata GM Corporate Secretary PT KCIC, Rahadian Ratry, Jumat (17/6/2022).

"Kami bersama tim kontraktor sudah melaksanakan join inspection untuk melihat kondisinya," imbuhnya.

Rahadian mengaku, PT KCIC dengan kontraktor langsung membentuk tim untuk memperbaiki saluran air yang menjadi penyebab terjadinya banjir.

"Jadi sekali lagi, ini bukan sesuatu yang kami diamkan saja. Kami follow up dan kami tindak lanjuti dengan membentuk tim joint inspection," ucap Rahadian.

"Harapannya dengan pemasangan gorong-gorong ini, saluran air yang melintas di area tersebut akan lebih teratur tersalurkan sehingga banjirnya tidak terjadi lagi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com