Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Gempa Garut, Atap Rumah Warga Lansia di Tasikmalaya Ambrol, Ini Kondisinya

Kompas.com, 4 Desember 2022, 12:33 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Gempa 6,4 magnitudo mengguncang wilayah Garut membuat rumah warga di Tasikmalaya, Jawa Barat, ambrol.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menjelaskan, lokasi rumah yang rusak ada di Jalan Gunung Karikil, Kelurahan Tuguraja, Kecamatan Cihideung.

"Akibat gempa satu rumah di Tuguraja mengalami runtuh bagian atapnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar saat dihubungi melalui telepon seluler di Tasikmalaya, Minggu (4/12/2022), dilansir dari Antara.

Baca juga: Riwayat Gempa Garut, Ada 5 Kali Gempa Kuat yang Menelan Ratusan Jiwa, Terparah 2006

Menurut Ucu, rumah yang rusak itu milik seorang lanjut usia bernama Isah. Selain itu, katanya, belum ada laporan kembali soal kerusakan pasca-gempadi Garut tersebut.

Pasca-kejadian itu, petugas dari BPBD maupun instansi lainnya serta masyarakat membersihkan material bangunan rumah yang runtuh, sedangkan penghuninya sementara mengungsi ke rumah saudaranya.

Baca juga: Gempa di Garut Sebabkan 5 Bangunan Rusak dan 1 Warga Terluka

"Hari ini kita evakuasi material runtuhan, sementara pemilik rumah diungsikan ke rumah keponakannya," kata Ucu.

Warga panik gempa

Seperti diberitakan sebelumnya, pasca-gempa Garut 6,1 M sempat terjadi gempa susulan di wilayah Tasikmalaya.

Setidaknya ada dua kali gempa, yang pertama pertama terjadi pada pukul 04.34 Wib dengan kekuatan magnitudo 2,9 dan kedalaman 10 Km.

Lalu pusat gempa berada di 9 km tenggara Kota Tasikmalaya.

Selang beberapa menit kemudian, gempa kembali mengguncang dengan kekuatan magnitudo 2,8 pada pukul 04.39 WIB dan kedalaman 10 km dengan titik pusat gempa berlokasi di 8 km tenggara Kota Tasikmalaya.

Namun demikian, getaran gempa itu sempat membuat panik warga.

"Getaran gempanya kuat sekitar 4 hingga 5 detik. Warga panik dan keluar rumah," ujar Ogi Fathuzzaman, warga Tasikmalaya kepada Kompas.com, Minggu (4/12/2022).

Dampak gempa Garut

Ilustrasi gempa di Garut, Sabtu (3/12/2022).SHUTTERSTOCK/Andrey VP Ilustrasi gempa di Garut, Sabtu (3/12/2022).
Seperti diberitakan sebelumnya, Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, gempa di Garut mengakibatkan 5 bangunan rusak dan satu warga terluka.

Lima bangunan yang rusak itu terdiri dari 4 rumah warga dan satu gedung sekolah. Sementara warga yang terluka adalah warga Desa Putrajawa, Kecamatan Selaawi.

Saat ini korban sudah dibawa ke puskesmas terdekat. (Farid Assifa).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau