Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Stan PKL Lenyap di Kawasan "Malioboro" Tasikmalaya, Nasib Pedagang Merana...

Kompas.com, 8 Desember 2022, 09:13 WIB
Irwan Nugraha,
Reni Susanti

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Proyek pedestrian Malioboro dan Braga-nya Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, di Jalan HZ Mustofa dan Cihideung sudah rampung dan direspons positif masyarakat. 

Namun, konsep kawasan pedestrian itu terlihat masih setengah-setengah dengan munculnya permasalahan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum selesai sesuai janji Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya.

Bahkan, beberapa rentetan stan PKL modern yang sempat terpasang di kawasan Malioboro tersebut mendadak hilang dan masih misteri keberadaannya sampai sekarang.

Baca juga: Sopir Angkot di Tasikmalaya Mengamuk Hantam Ketua RT dengan Martil dan Linggis

Padahal sejatinya stan dengan bentuk minimalis modern itu diperuntukkan bagi PKL setempat dari bantuan Bank BJB Tasikmalaya dan hanya terpasang sehari saja saat itu.

Kini, nasib para PKL di HZ Mustofa dan Cihideung masih belum jelas dan seakan "digantung" apakah bisa kembali ke lokasi semula atau tidak.

"Kami di sini digantung nasib kami, Pak. Waktu itu kami sudah bahagia ada stan PKL bagus banget buat diisi oleh kami. Eh, sehari sudah dibongkar lagi dan sampai sekarang sudah tidak ada lagi di Jalan HZ (Mustofa)," jelas Nining (52), salah seorang PKL di Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Kamis (7/12/2022).

Baca juga: Kronologi Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astanaanyar Bandung, Pelaku Tewas

Hal serupa diutarakan Ketua PKL pedestrian Cihideung sebagai Braga-nya Kota Tasikmalaya, Adang Sutiawan. 

Adang mengaku, nasib para pedagang seolah dibiaskan meski pihaknya sudah menagih janji Wali Kota Tasikmalaya sebelumnya yang menjanjikan PKL akan kembali ke kawasan pedestrian.

Namun, sampai sekarang keputusan penataan para pedagang oleh pemerintah masih menggantung dan tak memerhatikan nasib para pedagang selama ini.

"Kita sempat berjualan seperti biasa di Jalan Cihideung, tapi belum ada penataan yang pasti dan dilarang lagi (berjualan). Kami sudah berbicara dengan Pak Asda sebagai ketua tim koordinator proyek pedestrian, tapi katanya akan dirapatkan," tutur Adang.

Selama ini, sambung dia, belum ada kepastian formulasi PKL. Padahal sebelumnya, titik-titik tempatnya sudah disetujui Pemkot Tasikmalaya. 

"Kalau jumlah sudah sesuai ada 304 PKL. Itu sudah sesuai dengan (dinas) Indag," tambah Adang.

Tunggu hasil kajian Dinas PUTR Kota Tasikmalaya

Menanggapi hal itu, Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil kajian estetika dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) wilayahnya untuk penempatan para PKL.

Sehingga kajian itu nantinya akan memutuskan penempatan PKL supaya lebih tertata dan tak akan menimbulkan kesan kumuh serta disediakan stan khusus yang lebih menarik sesuai kawasan pedestrian.

"Nanti jumlah PKL-nya diutamakan yang sudah terdata. Dinas PUTR, penentuan estetika. Maksimalnya (Jumlah PKL) sedang dikaji dan ada deadline. Sekarang masih menunggu dari Dinas PUTR. Bisa naik kelas PKL nantinya. Ini memang harus hati-hati dan (kalau) mengacu aturan seharusnya bisa," ujar Tedi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau