Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Pastikan Gempa Cianjur Bukan Disebabkan Sesar Cimandiri, tapi Patahan Cugenang

Kompas.com - 09/12/2022, 10:15 WIB
Reni Susanti

Editor

CIANJUR, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, gempa magnitudo 5,6 di Cianjur (21/11/2022), bukan karena Sesar Cimandiri.

Setelah diteliti, gempa Cianjur disebabkan patahan yang baru terpetakan yang kemudian diberi nama Patahan Cugenang.

"Ada patahan yang baru teridentifikasi, karena patahan ini melintasi Kecamatan Cugenang maka ditetapkan, sebagai Patahan Cugenang," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (9/12/2022).

Baca juga: Bawa Bantuan Gempa Cianjur, Mobil Pikap Ditabrak Bus di Tol Cipali hingga Terguling, 1 Orang Tewas

Patahan aktif Cugenangan, lanjut Dwikorita, terbentang sepanjang 9 kilometer yang mengarah ke barat laut tenggara dan melintasi sembilan desa di dua kecamatan.

"Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter," tutur Dwikorita.

Ke sembilan desa yang dilintasi garis patahan Cugenang, yaitu Desa Ciherang, Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot di Kecamatan Cugenang.

Selain itu ada satu desa lainnya di ujung patahan yakni Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.

Zona Berbahaya

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil survey lapangan, zona berbahaya yang direkomendasikan untuk direlokasi mencapai 8,09 kilometer persegi dengan total lebih kurang 1.800 rumah tinggal.

"Kawasan di zona berbahaya tersebut harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal, namun bisa dialihkan menjadi lahan pesawahan, resapan, hingga konservasi," ujarnya.

Baca juga: BMKG: Gempa Sukabumi M 5,8 Jenis Menengah akibat Aktivitas Intraslab Lempeng Indo-Australia

Dwikorita mengimbau, pemerintah memerhatikan sesar aktif lain. Diharapkan peta sesar yang sudah ada dijadikan acuan untuk tata ruang wilayah.

Peneliti LIPI Sudah Sebut Bukan dari Cimandiri

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Mudrik Rahmawan Daryono menyebut, pemicu gempa di Kabupaten Cianjur bukan berasal dari Sesar Cimandiri.

Ia berpandangan, gempa Cianjur posisinya berada sekitar 11 kilometer utara dari sesar Cimandiri.

"Saya pikir tidak tepat kalau dibilang dari Cimandiri. Jadi, ini adalah sesar aktif yang belum terpetakan dan ini berada di dekat Cianjur itu," ujar Mudrik. 

Menurutnya, antara tahun 1830-1900 di daerah tersebut pernah terjadi beberapa kali gempa bumi.

"Jadi, itu wilayah yang ternyata aktif menghasilkan gempa bumi dan kemungkinan bahwa gempa bumi yang terjadi kemarin, adalah perulangan dari gempa bumi 180an tahun yang lalu," katanya.

Sebelumnya, Kabupaten Cianjur diguncang gempa bumi dengan magnitudo 5,6 pada Senin 21 November 2022 siang.

BMKG menyebut, gempa Cianjur bersumber di darat dengan pusat gempa pada koordinat 107,05 Bujur Timur dan 6,84 Lintang Selatan.

Lokasi pusat gempa berjarak sekitar 9,65 kilometer barat daya Kota Cianjur atau 16,8 kilometer timur laut Kota Sukabumi dengan kedalaman 10 kilometer.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Gempa Cianjur Disebabkan Sesar yang Baru Terpetakan, Namanya Patahan Cugenang, kata Kepala BMKG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Bandung
KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

Bandung
Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Bandung
Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Bandung
Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Bandung
WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

Bandung
Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk 'Naik Kelas'

Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk "Naik Kelas"

Bandung
Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Bandung
Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Bandung
Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Bandung
Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Bandung
Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Bandung
Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Bandung
Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Bandung
Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan 'Driver' Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan "Driver" Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com