Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Wisata Puncak Bogor Padat, "One Way" Diterapkan dari Perbatasan Cianjur ke Arah Jakarta

Kompas.com, 30 April 2023, 15:28 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kepadatan arus kendaraan terjadi di sejumlah ruas jalan di Jalur Wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (30/4/2023) siang.

Atas diskresi kepolisian, rekayasa lalu lintas one way atau satu arah kembali diterapkan dari Km 90 Puncak Pass, Cianjur, hingga Km 48+200 Simpang Gadog, Ciawi.

Pantauan Kompas.com siang ini, petugas sedang melakukan proses one way dari arah Puncak menuju ke arah bawah atau Jakarta.

Baca juga: Kondisi Terkini Kawasan Puncak, Polisi Berlakukan One Way Imbas Padatnya Pengunjung

Polisi tampak menghentikan sementara kendaraan yang hendak naik ke atas menggunakan water barrier di pintu exit GT Ciawi atau seputaran Simpang Gadog, Jalan Ciawi.

KBO Sat Lantas Polres Bogor, Iptu Ardian Noviantasari mengatakan, one way tersebut diterapkan mengingat arus kendaraan roda dua terpantau padat.

Siang ini, volume kendaraan yang mendominasi masih kendaraan sepeda motor yakni tiga kali lipat lebih banyak dibanding jumlah kendaraan roda empat. 

"Terkait arus lalu lintas jalur Puncak untuk siang hari ini, kami semenjak pukul 11.15 WIB memang alihkan kendaraan yang akan menuju puncak itu ditutup di entrance GT Ciawi, Pos 1 Bandung," ujar Ardian di lokasi.

Baca juga: Sistem Ganjil Genap Puncak Bogor Diterapkan Sabtu Petang, Pelat Genap Akan Diputar Balik

Kemudian, penutupan juga dilakukan di seputaran Simpang Gadog atau Jalan Raya Ciawi menggunakan water barrier oleh petugas. 

Arus kendaraan yang hendak menuju ke arah Puncak Bogor dihentikan sementara di jalan tersebut.

Kini, situasi di sekitar Gunung Mas sampai dengan Masjid Attawun banyak pengendara roda dua yang sudah arah turun. Guna dilakukan pendorongan arus kendaraan.

"Kita kan tadi pagi melaksanakan one way ke arah atas dikarenakan banyak hambatannya kendaraan roda dua yang menghambat, maka kami putuskan untuk mengurangi arus yang ke atas dengan menerapkan rekayasa lalin one way itu. Sehingga pada pukul 11.15 tadi dilakukan penutupan kemudian berlaku untuk one way atau satu arah ke bawah," ungkapnya.

Hingga pukul 13.00 WIB, pembuka arus one way atau satu arah ke Jakarta baru sampai Simpang Taman Safari, Cisarua.

Dengan begitu, one way atau satu arah ke Jakarta belum seutuhnya terlaksana semua.

"Sampai saat ini masih dalam proses satu arah ke bawah, memang masih terhambat oleh kendaraan roda dua. Saat ini baru sampai simpang Taman Safari yang terbuka satu arah ke bawah. Untuk Simpang Taman Safari sampai dengan Gunung Mas masih kami upayakan untuk penarikan kendaraan demi kelancaran arus yang ke atas sehingga terbuka satu arah ke bawah nantinya," tutur Ardian.

Polisi mengimbau masyarakat yang hendak berlibur ke atas Puncak Bogor untuk dapat bersabar saat menunggu antrean pemberlakuan sistem one way pada siang ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau