KOMPAS.com - Gempa mengguncang Cirebon, Jawa Barat, pada Kamis (15/6/2023). Dalam peristiwa tersebut, sejumlah warga mengaku mendengar dentuman.
Terkait dentuman, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, bunyi tersebut sangat mungkin terjadi karena pusat gempanya dangkal.
Adanya deformasi batuan bawah permukaan secara tiba-tiba di kedalaman dangkal memungkinkan memicu munculnya dentuman.
Ia menuturkan, beberapa peristiwa gempa dangkal yang terjadi di berbagai daerah juga memicu munculnya dentuman.
Adapun soal gempa di Cirebon pada Kamis, Daryono menjelaskan bahwa berdasarkan catatan BMKG, terjadi empat kali gempa bumi dangkal dari pagi dan sore hari.
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa ada empat kali gempa (di Cirebon dan sekitarnya) yang dapat ditentukan parameter gempanya," ujarnya, Kamis, dikutip dari Antara.
Baca juga: Cerita Warga Saat Gempa Disertai Suara Dentuman Guncang Cirebon
Gempa pertama, magnitudo 2,9, terjadi pada pukul 06.20 WIB. Titik gempa berada pada 11 kilometer tenggara Kota Cirebon dengan kedalaman 5 kilometer.
Lalu, pada pukul 07.25 WIB, terjadi gempa magnitudo 3,2. Lokasi gempa sama dengan yang pertama, tetapi kedalamannya 7 kilometer. Adapun yang ketiga terjadi pukul 07.37 WIB dengan kedalaman 7 kilometer.
"Gempa susulan selanjutnya terjadi pada pukul 16.05.57, magnitudo 2.9, lokasi 6.80 LS - 108.62 BT, 12 kilometer tenggara Kota Cirebon dengan kedalaman 10 kilometer," ucapnya.
Daryono menerangkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini diduga disebabkan oleh aktivitas Sesar Cirebon.
Baca juga: Warga Dengar 6 Kali Dentuman Saat Cirebon Diguncang Gempa