Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Kepsek Bawa Kabur Tabungan Siswa Rp 800 Juta Coreng Dunia Pendidikan di Tasikmalaya

Kompas.com - 26/07/2023, 14:01 WIB
Irwan Nugraha,
Michael Hangga Wismabrata

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Asep Sopari Alayubi, mendesak polisi tetap memproses hukum mantan kepala sekolah berinisial IS yang diduga telah membawa kabur uang tabungan siswa Rp 800 juta. 

Menurutnya, mantan Kepsek SDN 1 Pakemitan dan SDN Pakemitan 3 itu telah memberi contoh buruk dan mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya. 

Baca juga: Tilep Bantuan Siswa Miskin Tahun 2013, Mantan Kepsek SMAN 3 Pandeglang Ditangkap, Kerugian Capai Rp 234 Juta

Meski sedang proses mediasi dengan berjanji mengembalikan uang tabungan, kata Asep, hal itu adalah kewajiban lain yang sudah seharusnya dilakukan IS. 

"Kalau oknumnya (mantan kepsek IS), ya harus diproses secara hukum, aset-asetnya juga kan bisa dirampas gitu kan. Itu tanggung jawab moral individu ya," jelas Asep di depan Kantor Pemkab Tasikmalaya usai acara HUT Kabupaten Tasikmalaya ke-391 pada Rabu (26/7/2023). 

Baca juga: Tabungan Rp 800 Juta Dibawa Kabur, Bupati Tasikmalaya Minta Pelajar Tak Kapok Menabung

Hal lainnya, tambah Asep, pihaknya pun menimbau kepada orangtua murid untuk tak selalu menabung di sekolah karena ada pilihan lembaga keuangan lainnya untuk mengajarkan budaya menabung.

"Saya kira begini ya, ibu-ibu juga jangan berlomba-lomba menabung di sekolah. Saat ini kan lembaga keuangan sangat banyak di Tasikmalaya yang terpercaya dan dilindungi oleh Negara. Jadi kita jangan sampai ada sesuatu karena kita tak bisa menduga karakteristik seseorang, tetapi lembaga Negara yang dilindungi oleh Negara itu lebih aman dan terpercaya," tambah Asep. 

Apalagi menurutnya saat ini zaman sudah modern dan tak perlu lagi melakukan transaksi keuangan secara manual. 

Hal itu hanya sebagai perbandingan dengan kasuistik saat ini adanya mantan kepsek yang membawa kabur uang tabungan siswa sampai Rp 800 juta. 

"Dan sekarang juga kan kondisinya sangat mudah, kita bisa belanja tanpa datang ke ATM, tidak harus ke bank dan semua sudah bisa dilakukan dengan cara digitalisasi," ujar dia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com