Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga Kaki Gunung Cikuray, Musim Hujan Dihantui Banjir dan Kemarau Kekeringan

Kompas.com, 11 Agustus 2023, 13:29 WIB
Ari Maulana Karang,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GARUT, Kompas.com – Ratusan Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Desa Cintanagara Kecamatan Cigedug yang berada di kaki Gunung Cikuray, sejak beberapa tahun belakangan ini terus dihantui bencana.

Saat musim hujan tiba, warga dihantui banjir bandang. Sementara saat musim kemarau seperti sekarang, warga kesulitan air bersih karena debit air di mata air berkurang.

Jamjam Jamaludin Malik, aparat Desa Cintanagara Kecamatan Cigedug yang ditemui di ruang kerjanya Kamis (10/08/2023) mengungkapkan, kekeringan yang saat ini dirasakan warga sudah menjadi hal biasa.

“Sudah biasa, tiap tahun juga kekurangan air bersih,” katanya.

Baca juga: Atasi Kekeringan Papua Tengah, Bapanas Siap Salurkan 16.000 Ton Beras

Jamjam mengungkapkan, banyak sumber mata air di desanya yang sebenarnya dijadikan warga sebagai tempat mendapatkan air bersih. Namun, setiap kali musim kemarau, debit airnya berkurang atau kering sama sekali. 

“Ini karena adanya alih fungsi lahan. Hutan sudah berubah jadi kebun, kebun teh yang dulu ada juga berubah jadi kebun,” katanya.

Alih fungsi lahan ini, menurut Jamjam tidak hanya menjadi penyebab banyak mata air di desanya debitnya berkurang hingga kering, tapi juga jadi penyebab banjir bandang yang biasanya datang saat musim penghujan.

“Jadi saat musim hujan banjir bandang, saat musim kemarau kekeringan,” katanya. 

Fenomena ini, menurut Jamjam terjadi sejak lebih dari lima tahun lalu.

Dahulu  saat hutan belum berubah jadi lahan pertanian dan kebun teh belum ditanamai tanaman semusim (Palawija), debit air di tiap mata air masih normal. Daerah-daerah resapan air tidak terganggu.

Saat ini, daerah yang dulunya menjadi resapan air berubah jadi kebun tanaman semusim hingga menganggu resapan air.

“Harus ada Kerjasama dengan pemerintah, terutama Perhutani, karena ini ada lahan hutan jadi pertanian,” katanya. 

Sementara, lahan kebun teh yang berubah jadi lahan pertanian, menurut Jamjam merupakan lahan titisara yang sudah tidak lagi dikelola perkebunan dan dikelola beberapa desa sebagai tanah carik dan disewakan kepada Perusahaan swasta untuk jadi lahan pertanian. 

Untuk menangani masalah kekeringan yang dialami warga, menurut Jamjam saat ini pemerintah desa Tengah berupaya mencari sumber air di luar desa yang kondisinya masih baik dengan debit yang besar. Nantinya, air akan disalurkan ke desanya dengan membangun embung-embung air. 

“Rencananya mau bikin embung-embung air, nanti dibagi-bagi, proposalnya sudah dibuat, mudah-mudahan bisa terealisasi,” katanya. 

Baca juga: Tujuh Desa di Sikka NTT Dilanda Kekeringan

Nurhalimah (24), warga Kampung Siderang Datar Desa Cintanagara, salahsatu kampung yang terdampak kekeringan parah hingga harus mendapatkan suplai air bersih mengakui, kekurangan air bersih saat musim kemarau, memang sudah biasa dialami warga karena sumber mata air debitnya berkurang. 

Meski sudah menjadi bencana tahunan, kekeringan ini menurut Halimah tetap saja mengganggu aktivitas warga sehari-hari. Karena, jika tidak ada kiriman air bersih dari tangka air, warga harus mencari air bersih di mata air yang jaraknya kurang lebih satu kilometer yang itupun harus dilakukan di malam hari karena, air sudah mulai berkurang saat pagi hari. 

“Kalau untuk mandi, mencuci, bisa di Sungai, baju kotor disimpan dulu di karung, nanti sudah banyak dibawa ke Sungai,” katanya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau