Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan di Dago Bandung Dipicu Laporan yang Ditolak Bikin Warga Marah

Kompas.com - 15/08/2023, 07:02 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS - Kerusuhan terjadi di kawasan Dago Elos, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Senin (14/8/2023) malam.

Kerusuhan dipicu warga Dago Elos yang kesal dengan Polrestabes Bandung yang menolak laporan mereka terkait dugaan pemalsuan data dan penipuan tanah.

Awalnya, sejumlah warga Dago Elos bersama kuasa hukum mendatangi Mapolrestabes Bandung untuk membuat laporan atas dugaan penipuan yang dilakukan seorang warga.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan di Dago Bandung, Berawal dari Polisi Tolak Laporan Warga

Warga sudah tiba di Mapolrestabes Bandung sejak pukul 10.20 WIB dan baru diperbolehkan masuk sekitar pukul 11.45 WIB.

Total ada empat pelapor, terdiri dari tiga perempuan dan satu laki-laki.

Setelah ditunggu sampai pukul 19.30 WIB, pihak kepolisian hanya melakukan berita acara wawancara (BAW), bukan berita acara pemeriksaan (BAP).

"Laporan kami ditolak polisi, padahal semua data-data, bukti-bukti sudah tercantum. Alasannya karena bukti tidak cukup. Alasan lainnya ingin ada salah satu pelapor yang memiliki sertifikat tanah, itu kan konyol. Kalau mau bilang dari siang, kita sudah delapan jam," kata seorang warga bernama Rizkia saat dihubungi, Senin malam.

Baca juga: Warga Blokade Jalan Dago Bandung, Kesal Laporan Dugaan Penipuan Ditolak Polisi

Warga lain yang sudah menunggu kemudian meminta polisi datang menemui mereka untuk menyampaikan secara langsung alasan laporan tersebut ditolak. Namun, tidak satu pun polisi menemui warga.

Blokade Jalan

Kemudian, sekitar pukul 20.30 WIB, warga Dago Elos memblokade jalan, membakar ban dan kayu. Warga juga sempat berorasi dan membentangkan spanduk tentang sengketa tanah.

Aksi ini sempat membuat kemacetan. Petugas kepolisian menutup jalan dari sebelum SPBU Dago dan meminta kendaraan menuju Dago Atas putar balik.

Petugas dari Polrestabes Bandung dan Polda Jabar sempat bernegosiasi dengan warga.

Negosiasi sempat berhasil. Namun, tiba-tiba terdengar tiga kali suara letusan gas air mata.

Sontak hal itu memicu kerusuhan. Warga kemudian melempari petugas dengan batu.

"Mundur-mundur, batu bahaya," kata salah satu petugas yang membubarkan masyarakat yang sedang menonton aksi pemblokiran jalan.

Petugas akhirnya ikut mundur dan berupaya menyiapkan barikade. Kendaraan water cannon kemudian maju perlahan. Sementara, lemparan batu dan pembakaran ban masih terus berlangsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com