BANDUNG BARAT, KOMPAS.com- Ratusan hektar lahan pertanian dalam empat kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, mengalami kekeringan imbas kemarau panjang.
Kekeringan itu terjadi lantaran infrastruktur perairan di lahan persawahan masih minim.
Tidak sedikit lahan persawahan di Bandung Barat wilayah selatan masih menggunakan sistim perairan yang bergantung pada hujan.
Baca juga: Embung Anak Munting 4,5 Hektar Dukung Destinasi Prioritas Labuan Bajo
Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan, kondisi kekeringan di daerahnya terjadi hampir setiap tahun pada musim kemarau, maka perlu infrastruktur irigasi pertanian yang bisa mengairi secara kontinyu ke lahan persawahan.
"Tahun 2023 ini, kami lakukan kajian mengenai proyek strategis pembuatan penampungan air berukuran besar atau embung raksasa. Kita ingin buatkan sistem irigasi pertanian yang bisa mengairi persawahan di musim kemarau sekalipun," ungkap Hengky saat ditemui di Lembang, Selasa (15/8/2023).
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bandung Barat mencatat, lahan pertanian yang mengalami kekeringan saat ini mencapai 179 hektar yang tersebar di 13 desa atau 4 kecamatan, Sindangkerta, Cililin, Cihampelas, dan Batujajar.
Dari empat kecamatan itu, wilayah Batujajar tercatat sebagai wilayah dengan kekeringan terluas yakni 113 hektar.
Baca juga: 10 Desa di Ngawi Alami Kekeringan Ekstrem, BPBD Kirim Air Bersih
Desa Cangkorah di kecamatan itu tercatat sebagai desa dengan lahan persawahan kering terluas di bandingkan dengan 164 desa yang ada di Bandung Barat.
Kekeringan di desa Cangkorah tercatat mencapai 40 hektar lahan persawahan.
"Kota nanti akan lakukan kajian dulu. Setelah kajian dilakukan baru kita petakan di mana lokasi yang strategis untuk pembangunan embung. Mungkin di wilayah selatan Bandung Barat karena di daerah sana yang banyak laporan kekeringan sawah," paparnya.