Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Prajurit TNI Aniaya Sopir Catering, Berakhir Damai dan Korban Minta Maaf

Kompas.com, 3 Mei 2024, 17:25 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Afif, korban pemukulan oknum anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah berdamai dengan pelaku.

Korban dan pelaku alias oknum TNI bernama Kopka Choirul Anam sudah berdamai di Mapolsek Cileungsi pada Rabu (1/5/2024) malam.

Dengan demikian, kasus pemukulan tersebut selesai sehingga tidak perlu diperpanjang lagi.

"Loh, kan sudah damai, salah paham aja itu. Sudah damai, jadi kita gak usah perpanjang karena itu ditangani ama polsek. Kapolsek (Cileungsi) laporan ke saya, itu (perkara) sudah damai," demikian kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro ketika ditanya penanganan kasus dari pihak kepolisian, Jumat (3/5/2024).

Baca juga: Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Korban pun meminta maaf kepada pelaku karena dirinya mengaku bersalah melanggar lalu lintas ugal-ugalan di jalan. Yang akhirnya membuat perselisihan dengan oknum TNI tersebut.

Mengenai pelanggaran lalu lintas itu, sambung Rio, akan ditanya lagi ke Polsek Cileungsi soal sanksi yang tepat seperti apa. Sebab, anggota polsek tersebut yang menangani sejak awal.

"Nanti kita tanyakan ama Kapolsek dulu ya (soal sanksi tilang). Kan sebenarnya sudah damai, jadi enggak usah diperpanjang," jelas Rio.

Dihubungi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Cileungsi Ipda Hendrik mengatakan bahwa permasalah oknum TNI dengan warga sipil berujung damai alias diselesaikan dengan baik-baik.

Alhasil, korban tidak jadi membuat laporan pemukulan itu ke kantor Polsek Cileungsi.

"Kemarin sempat mau laporan, cumankan harus ke instansi TNI. Kemarin udah. Dan ternyata si korbannya tidak mau laporan, terus minta difasilitasi untuk mediasi di Polsek," ujar Hendrik.

Baca juga:

Kedua belah pihak akhirnya dipertemukan dengan disaksikan berbagai pihak mulai dari bos catering hingga pihak TNI.

Hendrik menuturkan, kepolisian hanya memfasilitasi kedua belah pihak untuk mediasi.

Kepada polisi, korban mengaku tidak mau memperpanjang masalah tersebut. Afif hanya ingin damai dan tidak mau membuat laporan.

"Yang jelas itu ada permintaan dari pihak tentara sama dari pihak pelapor (korban). Yang pertama dari pihak pelapor itu minta dilakukan mediasi, ya sudah kita fasilitasi tempatnya di Polsek. Jadi enggak dibikinkan laporan soal itu, kita monitor saja kegiatannya mediasi itu," ungkap Hendrik.

"(Kalau dari oknum TNI ada pertanggungjawaban gak ?) itu kurang tau, karena itu kesepakatan mereka. Kita gak ikut-ikutan soal itu. Jadi poinnya kita gak tau, kita hanya mendampingi dan memfasilitasi aja," imbuhnya.

Kini, kasus pemukulan itu sudah ditutup. Korban pun tidak ditilang.

"Ya kan kalau udah mediasi berarti enggak ada kasus lagi, kan ditempuh melalui jalur mediasi. Kalau urusan (ugal-ugalan) itu antara kesepakatan mereka, kan udah mediasi masak mau ditilang juga," beber Hendrik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau