Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri Pesantren Cipasung Tasikmalaya Doa Bersama untuk Papua

Kompas.com, 25 Agustus 2023, 06:00 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Majelis Dzikir dan Sholawat Pesantren Cipasung bersama generasi muda Papua menggelar doa kebangsaan untuk kedamaian di Tanah Papua yang masih bergejolak sampai sekarang.

Doa kebangsaan untuk Papua yang bertajuk "Cipasung bersama Papua, Nusantara Terus Melaju, Untuk Indonesia Maju" ini digelar di halaman asrama Aruhhiyah komplek Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Kamis (24/8/2023).

Ribuan jemaah yang hadir larut dalam lantunan dzikir, sholawat, lagu-lagu daerah Papua, dan lagu kebangsaan Indonesia. Mereka mengharapkan kedamaian dan kesejahteraan bisa tercipta di Bumi Cendrawasih.

Para pemuda Papua tersebut sengaja datang ke Pesantren Cipasung untuk ikut berdoa dan berdzikir demi keamanan dan kesejahteraan Papua.

Baca juga: 3 Rumah, 1 Mushala, dan 14 Sepeda Motor di Tasikmalaya Hangus Terbakar Saat Ditinggal Pemiliknya

Kedatangan generasi muda Papua itu pun disambut hangat oleh Kiai Muda Pesantren Cipasung yang juga pemimpin Majelis Dzikir Pesantren Cipasung, Gus Deni Sagara.

Tokoh generasi muda Papua yang hadir pada acara tersebut, Yefta Peyon, yang saat ini tengah menempuh pendidikan di SMK Bakti Karya Parigi mengatakan, acara doa kebangsaan itu diharapkan bisa menjadi pemantik terciptanya kedamaian di Papua.

Dia menambahkan, Papua memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah, namun dari sisi pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan hasil sumber daya alam masih jauh tertinggal dari daerah lain di Indonesia.

Menurutnya, Papua sampai saat ini masih terus bergejolak dan telah merenggut banyak nyawa dari berbagai kalangan termasuk warga sipil.

Baca juga: Anak Ancam Bunuh Ibu Kandung di Tasikmalaya Pakai Kapak gegara Kue

"Kami generasi muda Papua sangat mengharapkan terciptanya kedamaian di Bumi Cenderawasih agar pembangunan di wilayah timur Indonesia bisa lebih maju lagi, karena Papua memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa," kata Yefta dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Kamis (24/8/2023).

Sementara itu, Gus Deni Sagara menyampaikan bahwa doa kebangsaan yang digelar di Pesantren Cipasung bersama pemuda Papua ini merupakan upaya batin demi kemajuan bangsa dan negara terutama kedamaian di Papua.

Konflik yang terus berkepanjangan di Papua harus berakhir agar masyarakat bisa merasakan kedamaian, keamanan, dan kenyamanan tanpa khawatir terjadi gejolak.

Gus Deni melanjutkan, tanpa konflik, Papua bisa berkembang pesat sehingga Indonesia juga bisa bertambah maju lagi.

Baca juga: Hadapi Kekeringan, Warga Tasikmalaya Urunan Bangun Kincir Air dari Bambu

"Kami bersama-sama termasuk generasi muda Papua mengetuk pintu langit agar Allah SWT menurunkan rahmat dan kedamaian ke Papua," ujar Gus Deni.

"Konflik Papua bisa berakhir dan Papua bisa menjadi daerah yang nyaman dan aman jauh dari konflik," imbuhnya.

"Ketika Allah SWT sudah mencurahkan rahmat-Nya untuk bumi Papua, maka kedamaian dan kenyamanan akan tercipta di Tanah Papua. Dengan demikian Indonesia akan semakin jaya dan bertambah maju lagi. Pembangunan dan kesejahteraan juga akan semakin merata di wilayah Papua," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau