BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan perang melawan polusi udara akibat perubahan cuaca yang terjadi di dunia.
"Sekarang ini musim panas datang lagi. Apakah itu El Nino atau apa itu kita tidak tahu. Karena perubahan cuaca itu besar, jadi ini musuh kita ramai-ramai. Bahasa kerennya itu War Againsts Polution, peperangan melawan polusi," ujar Luhut di Cililin, Bandung Barat, Selasa (29/8/2203).
Sebelumnya, Luhut ditunjuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai koordinator operasional penanganan polusi udara untuk menangani polusi udara Jabodetabek.
Baca juga: Luhut Sebut Kebakaran TPA Sarimukti Mirip Kebakaran Gambut, Sulit Padam
"Kita salah satu negara di dunia yang terbaik dalam menangani polusi. Saya kebetulan diminta Pak Presiden untuk menangani polusi ini," kata Luhut.
Menurutnya, polusi udara yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh berbagai aktivitas masyarakat yang menyumbang karbon cukup tinggi. Kendaraan bermotor dinilai jadi salah satu penyumbang polutan cukup besar.
"Penanganan (polusi) ini tidak bisa selesai satu bulan bisa beberapa bulan ke depan. Karena kompleksnya masalah ini. Setiap aktivitas fisik ada kontribusinya. Kebakaran sampah itu ada kontribusinya, penebangan pohon ada kontribusinya," sebut Luhut.
Baca juga: Luhut Sebut Sampah Jadi Salah Satu Pemicu Polusi Udara
"Mobil dan sepeda motor juga ada kontribusinya. Khusus sepeda motor saya titip, jangan pakai knalpot-knalpot bising yang menyumbang emisi karbonnya banyak," imbuhnya.
Menurut Luhut, kendaraan bermotor dan kebakaran sampah menyumbang polusi udara yang berdampak besar terhadap anak-anak maupun orangtua berusia rentan.
Kendaraan bermotor dan kebakaran sampah menurutnya ikut menyumbang particulate matter (PM2.5) cukup besar yang bisa berpengaruh pada kesehatan manusia.
"PM 2.5 ini, itu dampaknya ada tiga. Kepada pernapasan, kepada jantung, dan menyebabkan kanker. Itu sangat besar dampaknya kepada anak-anak dan kepada orangtua. Tanpa sadar mungkin secara tidak langsung kita membunuh atau membuat cacat generasi kita yang akan datang," papar Luhut.
Luhut mengingatkan, agar tidak lagi melakukan pembakaran sampah sekecil apapun. Lebih baik menyiapkan tempat untuk mengolah sampah menjadi bentuk yang memiliki nilai manfaat lain.
"Jadi semua kita harus kompak, harus disiplin. Jadi jangan lagi bakar-bakar sampah. Tapi kita harus menyiapkan tempat untuk memproses limbah sampah," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.