Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditunjuk Presiden untuk Tangani Polusi, Luhut: War Againts Polution

Kompas.com - 29/08/2023, 19:04 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi


BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan perang melawan polusi udara akibat perubahan cuaca yang terjadi di dunia.

"Sekarang ini musim panas datang lagi. Apakah itu El Nino atau apa itu kita tidak tahu. Karena perubahan cuaca itu besar, jadi ini musuh kita ramai-ramai. Bahasa kerennya itu War Againsts Polution, peperangan melawan polusi," ujar Luhut di Cililin, Bandung Barat, Selasa (29/8/2203).

Sebelumnya, Luhut ditunjuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai koordinator operasional penanganan polusi udara untuk menangani polusi udara Jabodetabek.

Baca juga: Luhut Sebut Kebakaran TPA Sarimukti Mirip Kebakaran Gambut, Sulit Padam

"Kita salah satu negara di dunia yang terbaik dalam menangani polusi. Saya kebetulan diminta Pak Presiden untuk menangani polusi ini," kata Luhut.

Menurutnya, polusi udara yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh berbagai aktivitas masyarakat yang menyumbang karbon cukup tinggi. Kendaraan bermotor dinilai jadi salah satu penyumbang polutan cukup besar.

"Penanganan (polusi) ini tidak bisa selesai satu bulan bisa beberapa bulan ke depan. Karena kompleksnya masalah ini. Setiap aktivitas fisik ada kontribusinya. Kebakaran sampah itu ada kontribusinya, penebangan pohon ada kontribusinya," sebut Luhut.

Baca juga: Luhut Sebut Sampah Jadi Salah Satu Pemicu Polusi Udara

"Mobil dan sepeda motor juga ada kontribusinya. Khusus sepeda motor saya titip, jangan pakai knalpot-knalpot bising yang menyumbang emisi karbonnya banyak," imbuhnya.

Menurut Luhut, kendaraan bermotor dan kebakaran sampah menyumbang polusi udara yang berdampak besar terhadap anak-anak maupun orangtua berusia rentan.

Kendaraan bermotor dan kebakaran sampah menurutnya ikut menyumbang particulate matter (PM2.5) cukup besar yang bisa berpengaruh pada kesehatan manusia.

"PM 2.5 ini, itu dampaknya ada tiga. Kepada pernapasan, kepada jantung, dan menyebabkan kanker. Itu sangat besar dampaknya kepada anak-anak dan kepada orangtua. Tanpa sadar mungkin secara tidak langsung kita membunuh atau membuat cacat generasi kita yang akan datang," papar Luhut.

Luhut mengingatkan, agar tidak lagi melakukan pembakaran sampah sekecil apapun. Lebih baik menyiapkan tempat untuk mengolah sampah menjadi bentuk yang memiliki nilai manfaat lain.

"Jadi semua kita harus kompak, harus disiplin. Jadi jangan lagi bakar-bakar sampah. Tapi kita harus menyiapkan tempat untuk memproses limbah sampah," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Berawal dari Notifikasi 'Sayang', Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Berawal dari Notifikasi "Sayang", Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

Bandung
Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Bandung
Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com