Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Kebakaran TPA Sarimukti Mirip Kebakaran Gambut, Sulit Padam

Kompas.com - 29/08/2023, 15:30 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi


BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Kebakaran gunungan sampah di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat belum juga padam di hari ke-11 ini. 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kebakaran gunungan sampah yang sulit padam ini sama seperti kebakaran lahan gambut.

"Kemarin di Bandung kita tahu ada TPA Sarimukti yang terbakar sudah hampir 2 minggu tidak berhenti. Karena itu sama dengan gambut. Kedalamannya bisa sampai sekian puluh meter, kalau dia terbakar di bawahnya ada gas metan," ujar Luhut di Cililin, Bandung Barat, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Kondisi TPA Sarimukti Terkini, Api Mulai Padam dan Tinggal Sisakan Asap

Seperti diketahui tumpukan gunungan sampah di TPA Sarimukti memiliki ketinggian 25 sampai 50 meter.

Dengan kedalaman itu, sampah-sampah tersebut menumpuk dan terfermentasi bertahun-tahun hingga lapisan tumpukan sampah mengandung gas metan.

Baca juga: 892.000 Liter Air untuk Operasi Water Bombing Kebakaran TPA Sarimukti

Menurut Luhut, api di lahan sampah sulit dipadamkan lantaran gas metan yang terkandung di dalam lapisan tumpukan sampah ikut terbakar dan menjadi bara.

"Untuk menghentikan (kebakaran) itu memerlukan waktu kalau hujan deras sampai 3 hari. Itu pengalaman saya saat ada kebakaran hutan 2015 di Palembang maupun di Kalimantan. Itu kita berjibaku menangani itu. Sejak itu memang relatif terkendali," kata Luhut.

Saat ini proses pemadaman api masih berlangsung, petugas gabungan masih berjibaku memadamkan titik api yang berada di 16,5 hektar lahan sampah.

Meski api di permukaan lahan sudah padam, namun di lapisan bawah diduga masih menyala lantaran besarnya gas metan.

Kebakaran lahan bukan hanya terjadi di TPA Sarimukti. Beberapa lahan di daerah lain Indonesia juga mengalami bencana serupa.

Menurut Luhut, kebakaran di beberapa daerah tersebut diakibatkan cuaca panas ekstrem dan tidak hujan 1 bulan penuh.

"Kalau ramalan dari BMKG kemarin, bulan ini sama sekali tidak akan ada hujan, paling tidak di Jakarta. Dan itu gambarnya kelihatan hitam dan itu jarang sekali terjadi," papar Luhut.

Oleh karena itu, Luhut mengantisipasi cuaca panas kali ini bisa memicu kebakaran sampai polusi udara yang bisa membahayakan kesehatan anak-anak maupun orangtua usia rentan.

"Saya mau informasikan, Kebakaran hutan di Kanada itu mengkontribusi 290 juta ton karbon. Itu hampir sama dengan 1 tahun karbon kita. Jadi kita pun sekarang harus hati-hati untuk menghadapi (cuaca panas) ini," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Cimahi Wajibkan Lampiran Hasil Uji KIR untuk Bus 'Study Tour'

Pemkot Cimahi Wajibkan Lampiran Hasil Uji KIR untuk Bus "Study Tour"

Bandung
Jalur Bandung Barat-Cianjur via Gununghalu Putus Tertimbun Longsor

Jalur Bandung Barat-Cianjur via Gununghalu Putus Tertimbun Longsor

Bandung
RSD Gunung Jati Cirebon Sesuaikan Penghapusan Kelas BPJS Jadi KRIS

RSD Gunung Jati Cirebon Sesuaikan Penghapusan Kelas BPJS Jadi KRIS

Bandung
Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Melaju Tanpa Rem Saat Kecelakaan di Subang

Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Melaju Tanpa Rem Saat Kecelakaan di Subang

Bandung
Sopir Bus Siswa SMK Lingga Kencana Tetap Melaju meski Tahu Rem Bermasalah

Sopir Bus Siswa SMK Lingga Kencana Tetap Melaju meski Tahu Rem Bermasalah

Bandung
4 Penyebab Bus Siswa SMK Lingga Kencana Kecelakaan hingga 11 Orang Tewas

4 Penyebab Bus Siswa SMK Lingga Kencana Kecelakaan hingga 11 Orang Tewas

Bandung
Kekerasan Seksual Dosen Filsafat, Unpar: Korban dari Beberapa Perguruan Tinggi

Kekerasan Seksual Dosen Filsafat, Unpar: Korban dari Beberapa Perguruan Tinggi

Bandung
Sopir Bus Jadi Tersangka Kecelakaan yang Tewaskan 11 Orang di Subang

Sopir Bus Jadi Tersangka Kecelakaan yang Tewaskan 11 Orang di Subang

Bandung
Kepiluan Ibu di Cirebon, Tak Dinafkahi, Jual Ponsel untuk Makan sehingga Anak Depresi

Kepiluan Ibu di Cirebon, Tak Dinafkahi, Jual Ponsel untuk Makan sehingga Anak Depresi

Bandung
2 Eks Bupati yang Pernah Dimakzulkan dan Terjerat Korupsi Kembali Maju Pilkada Garut

2 Eks Bupati yang Pernah Dimakzulkan dan Terjerat Korupsi Kembali Maju Pilkada Garut

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Bandung
Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Bandung
Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Bandung
Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com