Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babinsa Cukur Rambut Siswa SMP di Purwakarta, Dedi Mulyadi: Terima Kasih

Kompas.com - 09/09/2023, 13:50 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Aksi Babinsa bernama Serka Dadan Wijaya mencukur rambut sejumlah pelajar SMP di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, viral di media sosial.

Dadan menjelaskan, kejadian itu bermula ketika dia mendapat laporan dari guru SMPN 1 Maniis bahwa terdapat sejumlah siswa yang nongkrong di warung dekat sekolah saat jam pelajaran masih berlangsung.

“Dari catatan guru ada 35 anak yang suka nongkrong. Kemudian guru juga mendapati barang bukti, ada yang membawa tramadol (obat terlarang),” kata Dadan saat bertemu Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan Subang, dikutip dari saluran YouTube Dedi Mulyadi, Sabtu (9/9/2023).

Pihak sekolah juga meminta Dadan untuk menjadi pembina upacara pada Senin (4/9/2023), sekaligus untuk memeriksa 35 anak yang telah masuk dalam daftar siswa berperilaku buruk di sekolah tersebut.

Baca juga: Kronologi Guru Cukur Rambut 8 Siswa Setengah Botak di Samosir, Berujung Minta Maaf

Pada saat itulah peristiwa pencukuran itu terjadi. Dadan mengaku, banyaknya siswa dan terbatasnya durasi waktu membuat pencukuran terkesan asal-asalan.

Para siswa yang dicukur pun, menurut Dadan, hanya diam saat rambutnya dipangkas karena hukuman atas kesalahannya sesuai dengan peraturan dan SOP yang berlaku di sekolah.

“Setelah pengguntingan (rambut) itu ada perasaan takut, kemudian saya lapor ke Danramil karena banyak orangtua yang komplain. Waktu itu sampai tidak bisa tidur, istri juga sama gelisah,” ujar Dadan.

Dia menilai, para siswa yang menerima hukuman saat itu tidak jujur kepada orangtuanya. Namun setelah pihaknya memberi penjelasan bahwa anak-anak tersebut bermasalah dan terindikasi mengonsumsi obat terlarang, para orangtuanya akhirnya berterima kasih.

“Orang tua sudah bertemu dan berpelukan, menangis setelah tahu perilaku anak-anaknya, dan berterima kasih,” ucap Dadan.

Baca juga: Guru SMP di Samosir Cukur Rambut 8 Muridnya Setengah Botak, Hanya Sisakan di Samping

Kini dia menyampaikan, pihak sekolah dan orangtua telah sepakat bahwa ke-35 murid itu akan mengikuti program pembinaan mental di salah satu pesantren.

“Orangtua ingin mental anaknya dididik dulu satu bulan, nanti balik lagi ke sekolah,” jelasnya.

Lebih baik dicaci

Mendengar penjelasan Dadan, Dedi Mulyadi menilai perbuatan Babinsa tersebut sudah terukur. Dia menambahkan, para orangtua dan guru juga harus bisa mengontrol anaknya dan selalu peka terhadap lingkungan sekolahnya.

Dedi melanjutkan, mereka yang saat ini dikategorikan nakal bukan berarti gagal, karena banyak anak nakal yang justru sukses setelah sekolah.

Untuk itu, Dedi meminta para siswa agar fokus belajar dan tidak menyimpang pada kegiatan yang merusak perkembangan hidup.

Baca juga: Minta Maaf, Guru Pencukur Rambut Siswa SMP Setengah Botak Tak Jadi Dipolisikan

“Saya ucapkan terima kasih karena Bapak (Dadan) telah mengambil tindakan dengan risiko dicaci maki. Lebih baik dicaci maki tapi menyelamatkan masa depan 35 anak, daripada dipuji-puji malah menjerumuskan,” ungkapnya.

“Ini pembelajaran penting bagi semuanya. Masih untung ada Pak Babinsa, coba kalau cuek, bisa jadi 35 anak itu jadi pecandu,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bandung
Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Bandung
Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Bandung
Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com