Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Minta Partai dan Elite Tak Gunakan Politik Identitas pada Pemilu 2024

Kompas.com - 13/09/2023, 12:53 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Mahfud MD meminta partai dan elite politik tidak menggunakan politik identitas pada Pemilu 2024.

Menurutnya partai dan elite politik memiliki peran besar menciptakan pemilu damai.

"Saya mengajak semua membangun kesadaran bersama. Pemilu 2024 jadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran hak dan kewajibannya dalam demokrasi karena itu penting," ucapnya dalam Forum Diskusi Keberagaman Menjadi Kekuatan Wujudkan Pemilu Bersih di Hotel Pullman, Kota Bandung, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Mahfud MD Diisukan Jadi Pasangan Ganjar Pranowo, Ini Komentar DPC PDI-P Semarang

"Peran elite politik dan partai politik dibutuhkan, peran itu yaitu karena keteladanan untuk membangun pemilu damai," tambah Mahfud.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan, publik atau masyarakat harus waspada terhadap potensi politik identitas yang digunakan oknum pada Pemilu mendatang.

Menurutnya, politik identitas itu hanya memperkeruh jalannya demokrasi di Tanah Air.

"Publik harus menyadari ketika ada polarisasi politik identitas untuk mendapat kekuasaan, dan mereka hanya memperjuangkan kepentingan pribadi dan kelompoknya," beber dia.

Baca juga: Minta Relokasi Warga di Pulau Rempang Jangan Pakai Kekerasan, Mahfud MD: Perlu Mungkin Uang Kerahiman

Menurut Mahfud, politik identitas dan identitas politik merupakan dua hal yang sangat berbeda.

Politik identitas secara definisi disatukan oleh ikatan primordial atau kesamaan yang biasanya digunakan untuk memojokkan atau mendiskriminasi kelompok yang berbeda.

"Identitas politik itu melekat di masing-masing, misal Pak Hasto PDIP, Habib Abu Bakar PKS, Pak Muzani Gerindra, Edi Suparno PAN dan yang lainnya. Identitas politik boleh digunakan untuk berkontestasi dan bersatu kembali sesudah selesai (Pemilu)," ucap Mahfud.

Publik juga diminta cermat saat memilih calon wakilnya yang akan duduk di legislatif dan eksekutif. Tidak ada calon terbaik di dunia ini karena yang dipilih adalah manusia.

Tetapi pemilu ini untuk memilih calon yang terbaik di antara orang yang sama-sama punya kejelekan lebih sedikit berdasarkan ukuran dari aspirasi publik.

"Sebagai masyarakat yang cerdas kita harus mampu menilai calon yang baik yang sekiranya mampu mendengarkan aspirasi rakyat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Siswa Korban Kecelakaan Bus di Subang Sempat Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Study Tour

2 Siswa Korban Kecelakaan Bus di Subang Sempat Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Study Tour

Bandung
ODGJ, Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Minta Dibunuh Juga

ODGJ, Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Minta Dibunuh Juga

Bandung
3 Remaja Putri di Bogor Rampok Tantenya, Korban Dipukul dan Disekap

3 Remaja Putri di Bogor Rampok Tantenya, Korban Dipukul dan Disekap

Bandung
Pelaku Pelecehan Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Pelaku Pelecehan Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Bandung
Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Bandung
Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Bandung
'Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling'

"Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling"

Bandung
Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Bandung
Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Bandung
Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Bandung
Ini yang Bikin Polisi Tak Mampu Tangkap 3 Pembunuh Vina Cirebon

Ini yang Bikin Polisi Tak Mampu Tangkap 3 Pembunuh Vina Cirebon

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com