Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Masjid Rancangan Ridwan Kamil di Palestina

Kompas.com, 14 Oktober 2023, 05:00 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Di tengah perang Hamas vs Israel, mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengungkap kondisi masjid yang dirancangnya, Masjid Syekh Ajlin, di Jalur Gaza, Palestina.

Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, masjid yang dibangun dari donasi masyarakat Indonesia itu hingga kini masih berdiri tegak di Palestina.

"Masjid yang saya desain tiga tahun lalu, karena sempat hancur oleh bom Israel 2014 ini, semoga Allah selamatkan selalu dan tidak ikut terbawa hancur oleh perang sekarang," kata Emil, di akun Instagramnya, Jumat (13/10/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Dalam unggahannya tersebut, Emil juga menyampaikan bela sungkawa untuk para korban perang antara Palestina dengan Israel.

Emil berharap perdamaian antara kedua negara itu segera tercipta, dan solusinya adalah dengan mengakui kedaulatan Palestina sebagai negara yang merdeka.

Baca juga: Ridwan Kamil Dinilai Pas Dampingi Ganjar, Sandi Uno: Kita Harus Beri Peluang

"Indonesia harus selalu memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Peran PBB juga tidak jelas dan tidak dipatuhi. Dua negara merupakan salah satu opsi solusi konflik Israel-Palestina. Dengan solusi dua negara, negara Palestina berdampingan dengan Israel di sebelah barat Sungai Yordan," ujar Emil.

Jika tidak segera diselesaikan, dia menilai, konflik akan terus berlanjut dan warga sipil yang akan selalu menjadi korban.

"Melansir Council on Foreign Relation, Israel dan Palestina terlibat perang karena berbagai usaha perebutan wilayah yang mengancam pengusiran penduduk Palestina dari tanah yang telah mereka diami selama berabad-abad sebelumnya dalam pemerintahan Ottoman yang akhirnya kalah oleh Inggris. Semoga ada jalan terang. Amin," tandasnya.

Aksi bela Palestina di Jawa Barat

Sementara itu, aliansi aktivis dan masyarakat Muslim Tasikmalaya (Almumtaz) juga menggelar aksi bela Palestina, di Tasikmalaya, Jabar, pada Jumat (13/10/2023).

Mereka yang hadir melaksanakan doa bersama di depan Masjid Agung Kota Tasikmalaya.

Baca juga: Sekjen Gerinda Sebut Prabowo Pertimbangkan Ridwan Kamil Jadi Bacawapres

“Ini aksi solidaritas dari muslim Tasikmalaya untuk rakyat Palestina yang hari ini dibombardir oleh Israel," ucap Koordinator Lapangan (Korlap) massa aksi, Abu Hazmi.

"Sekaligus, kami di Tasikmalaya mengamalkan amanah Undang-undang 1945 tentang penjajahan di muka bumi harus dihapuskan,” tegasnya.

Selain doa bersama, massa yang datang juga melakukan long march dari Masjid Agung Kota Tasikmalaya menuju Jalan Nagarawangi, kemudian lanjut ke Jalan Gunung Sabeulah.

"Untuk penggalangan dana yang akan berlanjut, kami akan membuat rekening bekerja sama dengan Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP),” ungkap Hazmi.

“Ini yang kami mampu hari ini, memberikan doa dan dukungan, sekaligus menggalang dana untuk disampaikan kepada korban-korban di Palestina,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau