Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Citarum Surut, Produksi Listrik di Waduk Saguling Menurun

Kompas.com - 18/10/2023, 18:42 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, mengalami kekeringan setelah dilanda kemarau panjang dampak fenomena El Nino.

Permukaan air di daerah aliran sungai (DAS) Citarum hingga bermuara di Waduk Saguling mengalami surut. Sedimentasi di badan sungai bahkan terpantau mengering menyisakan rumput liar.

Surutnya Waduk Saguling terlihat jelas dengan adanya penampakan jembatan apung yang menghubungkan Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Cihampelas. Jembatan tersebut terdampar di badan sungai yang mengering.

Baca juga: Kekeringan, Warga Buton Tengah Harus Menyeberangi Lautan demi Dapatkan Air Bersih

"Kondisi jembatan apung begini sudah terlihat sejak 2 bulan terakhir. Selama itu pula di kawasan ini belum turun hujan," ujar Budi (34) warga setempat saat ditemui, Rabu (18/10/2023).

Budi menjelaskan, lokasi jembatan apung ini merupakan muara aliran Sungai Citarum atau pintu masuk air ke Waduk Saguling.

Di lokasi ini, sedimentasi lumpur yang bercampur dengan sampah dari wilayah Bandung Raya berkumpul dan membentuk daratan. 

Baca juga: Cerita Warga di Sumenep Hadapi Kekeringan Ekstrem: Jalan 3 Kilometer demi Air Bersih

"Jembatan apung ini merupakan jalan alternatif yang menghubungkan 2 kecamatan. Tapi hanya bisa dilalui kendaraan roda 2. Masyarakat memilih jembatan ini karena bisa memangkas waktu sampai 15 menit lebih cepat dibandingkan lewat jalan raya," papar Budi.

Kemarau panjang imbas fenomena El Nino mengakibatkan permukaan air di Sungai Citarum dan Waduk Saguling surut, Rabu (18/10/2023).KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun Kemarau panjang imbas fenomena El Nino mengakibatkan permukaan air di Sungai Citarum dan Waduk Saguling surut, Rabu (18/10/2023).

Surutnya sungai Citarum, berdampak pada berkurangnya debit air di Waduk Saguling. Debit air yang sedikit ini mengakibatkan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling tidak optimal.

Sebab jantung produksi listrik di PLTA Saguling sangat bergantung pada debit air untuk mengoperasikan turbin.

Saat ini terjadi penurunan muka air waduk sekitar 12,81 meter dari tinggi optimal di DAM Saguling.

Debit air masuk atau inflow ke Waduk Saguling yang semula 300 meter kubik per detik, kini surut menjadi 6 meter kubik per detik.

"Data per pukul 6.00 WIB pagi ini, level DAM Saguling 630,43 meter di atas permukaan laut (mdpl), sudah terjadi penurunan setinggi 12,81 meter dari tinggi optimal level DAM Saguling 643,00 mdpl," ujar Ahli Tata Kelola Pembangkit PLTA Saguling Novy Heryanto. 

Pada kondisi kemarau panjang seperti ini, PLTA Saguling menjalankan skema pemakaian air dan pembatasan jam operasional.

Jika debit air normal, PLTA Saguling akan beroperasi 24 jam. Namun karena kekeringan ini, PLTA difokuskan untuk mengcover puncak beban listrik di pulau Jawa dan Bali dengan durasi waktu operasi selama 5 jam, yakni pukul 17.00-22.00 WIB.

"Namun demikian level air Waduk Saguling saat ini masih dikatakan normal, karena batas bawah level air yang masih diizinkan untuk operasi unit setinggi 624.50 mdpl, masih tersimpan air yang bisa digunakan untuk memutarkan turbin PLTA setinggi 6,69 meter," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Pabrik Narkoba di Bogor Digerebek Polisi, Pak RT Kaget: Dia Izinnya Buka Bengkel

Pabrik Narkoba di Bogor Digerebek Polisi, Pak RT Kaget: Dia Izinnya Buka Bengkel

Bandung
Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Bandung
Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Bandung
Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Bandung
Memburu 3 Pembunuh Vina

Memburu 3 Pembunuh Vina

Bandung
Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Bandung
Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Bandung
Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Bandung
Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bandung
Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com