Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masifnya Alih Fungsi Lahan Mengancam Tata Ruang Bandung Selatan

Kompas.com - 01/11/2023, 11:55 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Alih fungsi lahan di wilayah Bandung Selatan terus terjadi. Banyak kawasan produktif pertanian yang berubah menjadi pemukiman, area bisnis, dan tempat wisata.

Perubahan ini perlahan tetapi pasti membuat ketersediaan air di wilayah Bandung Selatan semakin menipis.

Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung menjadi salah satu lokasi yang terdampak. Kawasan dataran tinggi itu kini dipadati lokasi wisata.

Dampak alih fungsi lahan juga terjadi di Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, Ciparay, Katapang, Soreang, Majalaya, Solokanjeruk, Cicalengka, dan Rancaekek.

Baca juga: Setop Alih Fungsi Sawah, Ribuan Petani Bengkulu Perlu Kepastian Air

Direktur Pusat Sumber Daya Komunitas (PSDK) Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Ahmad Gunawan menyebut, alih fungsi lahan Pangalengan yang menjadi area wisata mengancam kondisi ekologis di Pangalengan.

Pasalnya, wilayah Pangalengan merupakan daerah yang masih memiliki sumber air yang berlimpah.

"Jelas ini menjadi ancaman, terutama soal air, akan ada krisis air bersih. Saat musim hujan air bisa melimpah, tapi saat kemarau kekeringan total, tak ada stok air bersih, di sana (Pangalengan) air bersihnya masih melimpah," kata dia melalui rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Selain itu, maraknya pembangunan di Bandung Selatan juga membuat lahan pertanian menipis.

Menurut dokumen KLHS Tata Ruang dan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung, terdapat lonjakan jumlah kawasan pemukiman yang sangat signifikan.

Pada RTRW 2016-2036, total kawasan pemukiman sebesar 33.458,53 hektare. Kemudian naik menjadi 42.201,87 hektare pada RTRW 2023-2043. Kenaikannya mencapai 8.743,34 hektare.

Data permukiman pada RTRW 2023-2043 dibagi dua, yaitu permukiman perdesaan dan pemukiman perkotaan, Kawasan pemukiman yang paling luas adalah kawasan properti perkotaan yakni sebesar 35.951,00 hektare.

Pembangunan pemukiman yang masih di wilayah Bandung Selatan banyak menghabiskan lahan pertanian. Hal itu bisa dilihat dari data pengurangan laham pertanian RTRW 2016-2036 dari 39.422,96 hektare menjadi 34.068,35 hektare. Dari data ini terlihat terjadi pengurangan lahan pertanian sebesar 5.354,61 hektare.

Situ Cileunca yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat saat mengalami penurunan debit air akibat kemarau panjang beberapa waktu laluKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Situ Cileunca yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat saat mengalami penurunan debit air akibat kemarau panjang beberapa waktu lalu

“Dari data ini terjadi alih fungsi dari lahan pertanian menjadi permukiman. Ini sudah terbukti di Baleendah, Arjasari sudah banyak (permukiman), Bojongsoang (juga banyak pemukiman),” katanya.

Ia menambahkan, perusahaan properti ikut serta atau terlibat dalam alih fungsi lahan di kawasan Bandung Selatan.

"Kita ambil contoh Agung Podomoro Land menghabiskan hampir 100 hektare sawah. Perumahan modern ini berdiri di dekat dengan IPAL PDAM Kota Bandung," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan 'Study Tour'

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan "Study Tour"

Bandung
2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

Bandung
Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Bandung
Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com