Dampak lain dari masifnya pembangunan pemukiman, kata dia, berdampak pada penyempitan luas daerah resapan air.
Ahmad mengungkap, meski lahan pertanian dalam kondisi buruk, tetapi masih bisa melakukan resapan air. Berbeda dengan lahan pemukiman, setiap jengkal tanah akan tertutup dengan tembok dan aspal.
Apalagi, banyak terdapat pemukiman yang berada di daerah tangkapan air mikro daerah aliran sungai (DAS), seperti mikro DAS Cipelah, yang berada di Kelurahan wargamekar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.
Berdasarkan data KLHS RTRW 2023-2043 Kabupaten Bandung, Kecamatan Baleendah dari sisi ketersediaan air sudah minus 9.559.297 liter per tahun. Dengan semakin berkurangnya daerah resapan air maka akan meningkatkan ketergantungan pasokan air dari daerah lain.
Lebih parah lagi, Kabupaten Bandung sudah ditetapkan menjadi bagian dari KSN Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung. Kebijakan ini memungkinkan terjadinya alih fungsi lahan lebih masif.
Dalam Perpres No. 45 tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, kabupaten Bandung ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata.
Hal itu sudah terlihat dari maraknya pembangunan wisata yang masif di Kabupaten Bandung seperti yang terjadi di Pangalengan dan Ciwidey.
Menurutnya, pembangunan destinasi wisata juga mengancam sumber air bersih.
"Contoh pembangunan camping glamor yang masuk sampai ke badan Sungai Cisangkuy," tuturnya.
Kawasan Bandung Selatan akan semakin kritis, lantaran masifnya pembangunan objek wisata akan mengundang banyak investasi untuk mendirikan bangunan seperti villa dan hotel.
"Belum lagi ancaman yang datang dari perluasan kawasan industri. Data dari KLHS RTRW Kabupaten Bandung 2023-2043, terdapat penambahan kawasan industri seluas 388 hektare. RTRW 2016-2036 kawasan industri di Kabupaten Bandung sebesar 4.386 hektare, meningkat pada RTRW 2023-2043 menjadi 4.774,88 hektare," tutur dia.
Kendati penambahan kawasan industri tidak terlalu luas, akan tetapi kawasan industri dipastikan butuh sumber daya atau daya dukung alam yang lebih besar dibandingkan pemukiman. Diantaranya, daya dukung air dan energi.
Persoalan lain yang menghantui kawasan Bandung Selatan yaitu distribusi air. Saat ini, jaringan PDAM masih belum bisa menjangkau atau mencapai semua wilayah yang ada di Kabupaten Bandung.
Faktanya, konflik perebutan air masih sering terjadi di kawasan pertanian di Kabupaten Bandung.
Bahkan di Kecamatan Pangalengan yang menurut data ketersediaan air terjadi surplus, terjadi konflik perebutan air antara petani.