Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sebut Perang Israel-Palestina Bisa Bangkitkan Sel Terorisme di Indonesia, Eks Napiter: Itu Memang Benar

Kompas.com, 4 November 2023, 11:42 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Eks narapidana terorisme (Napiter) asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), Dodi Suridi (29) mendukung pernyataan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Listyo sempat meminta Polri mewaspadai kebangkitan sel-sel yang terafiliasi dengan jaringan terorisme usai pecahnya perang Israel-Palestina.

Menurut Dodi, konflik Israel-Palestina saat ini memang bisa memicu semangat juang untuk membela warga Palestina.

"Kondisi itu memang benar, tidak bisa disalahkan, cuma ada beberapa "kawan-kawan" kami, ketika mendengar isu tadi justru mengekspresikannya dengan cara-cara salah," kata Dodi, Jumat (3/11/2023), dikutip dari TribunCirebon.com.

Dodi mengatakan, pihak yang masih berada di jaringan terorisme memang kerap mengekspresikan pemikirannya secara salah.

Baca juga: Kaesang Sebut Siap Terima Gibran di PSI Setelah Kembalikan KTA PDI-P

Dia mencontohkan, mereka yang hendak berangkat ke Palestina untuk membela saudara-saudara Muslim, dikhawatirkan justru berbuat onar di Tanah Air karena tak bisa berangkat ke Palestina.

"Ketika mentok itu lah nanti akan timbul permasalahan, seperti pemikiran saya dulu daripada jihad di sana (Palestina) dihalangi, kita bikin aksi di sini," ujar pria yang pernah terjerat kasus Bom Thamrin.

"Ketika Kapolri mengatakan konflik yang ada di Israel dan Palestina itu bisa memicu sel-sel tidur teroris, itu memang benar. Benar dalam arti, kita dan polisi harus waspada, karena realitanya, dari bom Bali, konfliknya di mana, aksinya di mana," jelasnya.

Minta masyarakat tenang

Dodi pun berharap masyarakat tetap tenang dengan konflik di Palestina. Dia meminta agar masyarakat membantu dengan hal positif, seperti berdoa dan menggalang dana untuk dikirimkan kepada warga Palestina.

"Di setiap salat, qunut kita, itu doa. Jangan sampai ditinggalkan. Kedua, apa yang bisa kita bantu, seperti donasi, ya kita lakukan," ucap Dodi.

Baca juga: Baku Hantam Antarpemain Liga 3 NTB di GOR Turide Mataram, Berawal dari Selebrasi

"Jadi, kita jangan gegabah, cukup berdoa, galang dana sebisa kita, jangan malah buat kerusuhan atau memperkeruh suasana," lanjutnya.

Jangan sampai memecah belah umat

Pendapat serupa disampaikan oleh Eks napiter asal Kabupaten Cirebon lainnya, Yusuf Firdaus (53).

"Harus digarisbawahi, jangan sampai dukungan (untuk Palestina) yang kita ungkapkan justru memecah belah umat dengan cara mengekspresikannya secara berlebihan," tutur Yusuf.

"Seperti membuat kekacauan di Tanah Air," tandasnya.

Pernyataan Kapolri

Sebelumnya, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya mewaspadai kebangkitan sel-sel yang terafiliasi dengan terorisme di Indonesia akibat eskalasi global.

Baca juga: Hadiri Haul Habib Ali di Solo, Anies-Muhaimin Kompak Kenakan Pakaian Serba Putih

"Dampak dari perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris, dan mau tidak mau kita juga harus waspada," papar Listyo usai Apel Kepala Satuan Wilayah Polri di Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Ditambah lagi, Indonesia kini sedang menjelang Pemilu 2024. Karena itu, dia meminta personelnya untuk mengawasi secara ketat wilayah-wilayah yang dicurigai terdapat sel-sel tidur yang terafiliasi dengan kelompok teroris.

"Apabila ada tanda-tanda yang berdampak akan mengganggu, baik itu tahapan (Pemilu 2024), proses pembangunan, atau hal-hal lain, ya kita segera mengambil langkah," terangnya.

"Seluruh tantangan yang muncul, seluruh masalah yang muncul dari tahapan pemilu, eskalasi global, yang kemudian berdampak kepada situasi dalam negeri. Berbagai macam kebijakan pembangunan yang harus kita kawal, semuanya harus berjalan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau