Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberadaan Folder dan Pompa Air Tak Selesaikan Banjir Dayeuhkolot Bandung

Kompas.com - 08/01/2024, 14:21 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com -Banjir kembali melanda Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayehkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (8/1/2024).

Pantauan di lapangan tinggi muka air (TMA) terdalam mencapai 1,2 meter. Banjir yang datang sejak pukul 03.00 WIB membuat aktivitas warga terhambat.

TMA paling tinggi berada di RW 04 dengan ketinggian mencapai 1,2 meter dan di RW 02 di Kampung Citeureup, Dayeuhkolot mencapai 1,4 meter.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Anak di Dayeuhkolot Harus Terobos Banjir Luapan Citarum

Banjir yang melanda sebagian wilayah Desa Dayeuhkolot tersebut lantaran hujan lebat yang turun sejak Minggu (7/1/2024).

Saefuloh (48) salah seorang warga mengatakan Kampung Bojongasih mulai terendam pukul 20.00 WIB kemarin.

"Mulai besar, tengah malam, sekitar jam 12, 00 WIB, dan puncaknya sekitar jam 03.00 dini hari," katanya ditemui di kediamannya.

Ia mengatakan, banjir kali ini menrendam hampir 8 RW di Desa Dayeuhkolot, dan Deda Citereup.

"Bahkan di Citeureup TMA nya lebih tinggi. Jadi ada lah ribuan rumah, yang terendam banjir saat ini," ujarnya.

Baca juga: Banjir di Karawang, BBWS Citarum Bakal Buat Tanggul Darurat Sementara

Ia menjelaskan, banjir yang melanda akibat dari aliran sungai Cipalasari yang tak bisa tertampung atau masuk ke Sungai Citarum.

Kemudian terdapat sebagian aliran Sungai Citarum yang masuk ke Sungai Cipalasari dan akhirnya merendam pemukiman warga, tepatnya di Kampung Bojongasih.

"Sebab TMA-nya, lebih tinggi Sungai Citarum, jadi air menggenang permukiman," ujarnya.

Ia membenarkan, terdapat folder air Cipalasari, akan tetapi tetap tak bisa menampung aliran air.

"Sebab arus air Sungai Cipalasari sangat deras sedangkan folder Cipalasari 1 sangat kecil, jadi tak mampu nampung," jelasnya.

Baca juga: 2 Rumah di Cimahi Hancur Diterjang Banjir, Penghuni Terpaksa Mengungsi

Menurutnya, di folder tersebut telah dipersiapkan lima pompa, tiga pompa folder dan dua pompa portabel untuk mengalirkan air Sungai Cipalasari ke Sungai Citarum.

"Tapi masih tidak mampu mengalirkannya, malah air Sungai Citarum yang masuk ke aliran Sungai Cipalasari jadi ada back water, hingga ke sini jadi banjir," ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah kembali membuat folder serupa, di titik lainnya, supaya banjir daur ulang tak terus terjadi.

"Sebab adakalanya malam banjir, siang surut, dan sore kembali banjir, " bebernya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com