BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut, hujan deras menjadi penyebab tanah longsor di Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kabupaten Subang.
"Jadi itu karena hujan lebat yang airnya terus masuk ke dalam cekungan hingga akhirnya menyebabkan debris atau limpasan air dan longsor di lokasi itu."
Demikian kata Kepala Sub Koordinator Gerakan Tanah Wilayah Barat PVMBG Badan Geologi ESDM Sumaryono di Bandung, Rabu (10/1/2024) kemarin.
Baca juga: Longsor Terjang Obyek Wisata di Subang, 1 Orang Tewas dan 11 Terluka
Sumaryono menjelaskan, sebelum dan saat terjadinya longsor, curah hujan di wilayah tersebut tengah mengalami anomali yakni mencapai 200 mm -tingkat hujan tersebut setara dengan kumulatif dalam 15-20 hari- yang kemudian masuk ke dalam cekungan itu.
"Info dari BMKG dalam dua hari mencapai 200 mm, itu hujan yang biasanya 200 mm itu dalam 15-20 hari, dan bayangkan diturunkan dalam dua hari," kata dia.
Dia juga menjelaskan, secara morfologi, daerah tersebut memang rawan longsor dan kerap kali terjadi longsor. Sehingga longsor bukan karena sebab lain, seperti aktivitas perusahaan air minum di sana.
"Jadi secara morfologi kawasan ini memang rawan longsor yang juga telah terjadi sebelum ada aktivitas perusahaan," ucap dia.
Baca juga: Longsor di Subang, Petugas Gabungan Masih Cari 1 Orang Hilang
Sumaryono menjelaskan, di titik kejadian tersebut sebenarnya pernah terjadi longsor, dan lereng terjal di lokasi tersebut secara morfologi menunjukkan sebagai longsoran lama.
"Hanya yang kali ini lebih besar dan masih ada potensi longsor lagi. Di mana retakan juga masih ada di bagian atas lereng," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, tanah longsor terjadi di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, pada Minggu (7/1/2024) sekitar pukul 17.30 WIB.
Bencana alam itu menyebabkan setidaknya sembilan orang terluka dan dua orang meninggal karena tertimbun longsoran tanah, selain 49 orang yang harus mengungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.