Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Unpad Kembangkan Alat Portabel untuk Periksa Kesehatan Janin

Kompas.com - 18/01/2024, 13:29 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Antara

BANDUNG, KOMPAS.com - Pakar kesehatan dari Universitas Padjadjaran, Restuning Widiasih bersama rekan-rekannya, mengembangkan alat portabel untuk memeriksa kesehatan janin.

Alat portabel ini berbasis nirkabel atau Internet of Things (IoT) yang diberi nama "Detect Me".

Restu mengatakan, pengembangan alat itu dilandasi tingkat kematian janin di Indonesia yang masih tinggi akibat pendeteksian terlambat.

Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan para ibu, hingga kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, utamanya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia.

Baca juga: Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran UI, UGM, Unpad, Unair, dan UB pada 2024

"Terlebih pandemi Covid-19 juga sempat menjadi penghalang bagi para ibu untuk memeriksakan janinnya ke fasilitas kesehatan."

"Kondisi inilah yang mendorong untuk pengembangan alat pendeteksi kesehatan janin ini," kata Restu yang juga Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Unpad. di Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/1/2024) kemarin.

"Detect Me" berukuran relatif kecil sehingga mudah dibawa ke mana-mana, dan penggunaannya relatif mudah, karena dapat terhubung ke telepon pintar secara nirkabel melalui jaringan internet. 

Dengan demikian para ibu dapat langsung memantau denyut jantung dan pergerakan janin mereka dengan membuka aplikasi ponsel.

Baca juga: Aman Dilakukan, Ini Manfaat Jalan Kaki untuk Ibu Hamil dan Janin

"Teknologi smartphone ini sebenarnya sudah dekat dengan masyarakat Indonesia. Jadi terkait ada sinyal atau tidak, aksesnya susah atau enggak, bagaimana mendeteksinya, rasanya itu sudah bukan masalah besar di Indonesia," ujar dia.

"Detect Me", lanjut dia, juga bermanfaat bagi para ibu yang kehamilannya berisiko tinggi.

Restu menjelaskan, ada lima tahapan sebelum alat itu dapat diproduksi dan digunakan masyarakat.

Saat ini proses pengembangan "Detect Me" masih berada pada tahap pertama yakni pengecekan kemampuan alat untuk membedakan denyut jantung ibu dan janin, serta perancangan aplikasi.

Setelah tahap satu terlewati, maka tahap kedua adalah perangkat mulai disambungkan ke aplikasi smartphone secara nirkabel.

"Setelah itu, perangkat akan terus dimodifikasi hingga ukurannya menjadi makin kecil dan makin portabel."

"Jika pengembangannya sudah mencapai tahap final, perangkat akan melewati berbagai pengujian, sebelum dapat diproduksi secara massal," tutur dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com