Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Korban Perdagangan Orang di Myanmar, Warga Bandung Barat Minta Dipulangkan

Kompas.com - 06/02/2024, 20:32 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Wildan Rohdiawan (36), warga Kampung Bantar Gedang, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar), menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myawaddy, Myanmar.

Wildan dipekerjakan sebagai scammer atau penipu online di Myanmar dengan waktu kerja tidak manusiawi.

Tak hanya itu, Wildan juga kerap dianiaya hingga dia ingin berhenti bekerja dan kembali ke kampung halamannya.

Kronologi peristiwa

Adik kandung Wildan, Yulia Rosiana (34) mengatakan, peristiwa tersebut berawal ketika Wildan mendapat pendidikan di salah satu lembaga pelatihan kerja (LPK) di Kota Sukabumi, Jabar. Saat itu, Wildan berencana untuk bekerja di Korea pada tahun 2020.

Baca juga: Pria di Jembrana Ditangkap Usai Sebar Video Tanpa Busana Mantan Pacar

"Namun, pada saat itu, pihak sekolahnya menyampaikan bahwa tidak ada pengiriman ke Korea karena terhalang pandemi Covid-19," kata Yulia, Selasa (6/2/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Setelah gagal bekerja di Korea, lanjut Yulia, Wildan sempat bekerja sebagai guru honorer di beberapa sekolah di KBB, dia juga sempat bekerja di instansi pemerintah. Kemudian, pada tahun 2021, Wildan kembali dihubungi oleh pihak LPK.

"Pihak LPK menawarkan Wildan untuk bekerja di Korea, tapi harus ada uang sekitar Rp 20 juta. Kakak saya berminat, tapi pada tahun 2021 tak kunjung berangkat," ujar Yulia.

Satu tahun kemudian, pihak LPK mengabarkan lagi bahwa Wildan belum bisa berangkat ke Korea dan dia disarankan untuk bekerja di Thailand karena di sana ada anak perusahaan yang dituju Wildan di Korea.

"Di Korea itu bekerja di perusahaan manufaktur perakitan handphone, tapi akhirnya pihak sekolah menjanjikan pekerjaan itu di Thailand, anak perusahaan yang ada di Korea," ucap Yulia.

Baca juga: Disambut Pendukung Prabowo di Balikpapan, Ganjar: Saya Ajak Salaman Dia Lari Mendekat

"Saat itu, kakak saya sudah secara legal dan terdaftar di B2MI dan BPN2TKI," imbuhnya.

Sempat putus komunikasi dengan keluarga

Akhirnya, Wildan berangkat ke Thailand pada November 2022. Namun, setelah itu, komunikasi antara Wildan dan keluarga terputus.

Pada Juni 2023, Wildan baru bisa menghubungi kembali keluarganya. Dia pun menceritakan peristiwa yang dialaminya.

"Mungkin saat itu kakak saya sudah tertekan, sampai akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya dan mengirimkan share lokasi. Pas kami cek, ternyata bukan di Thailand, tapi berada di Myawaddy, Myanmar," ungkapnya.

Pihak keluarga pun semakin khawatir setelah Wildan menceritakan dirinya mengalami banyak penyiksaan, seperti disetrum, sehingga dia meminta tolong untuk dipulangkan ke Indonesia.

Baca juga: Bawaslu Jabar Nyatakan Ridwan Kamil Tak Langgar Aturan Pemilu

Menurut cerita Wildan, dia diselundupkan dari Thailand menuju Myanmar menggunakan perahu melalui jalur laut belakang gunung.

"Ternyata kakak saya dijual (TPPO) untuk jadi scammer dan di perusahan itu kerjanya tidak ada libur, kerja 20 jam," tutur Yulia.

"Terus kalau ketahuan tidur dihukum dengan cara dipukul, kadang sit up, dijemur, dan paling parah disetrum," paparnya.

Saat ini, pihak keluarga sudah berusaha untuk memulangkan dengan cara berkoordinasi ke pihak-pihak terkait, termasuk melaporkan kasus TPPO tersebut kepada pihak kepolisian.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "BREAKING NEWS: Warga Bandung Barat Jadi Korban Perdagangan Orang di Myanmar, Kerap Disiksa"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com