KOMPAS.com - Deni Sobali (35), pria asal Dusun Nusagede RT 5/14 Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menjadi korban meninggal dalam jatuhnya pesawat Smart Air di Nunukan, Kalimantan Utara.
Deni Sobali merupakan teknisi atau crew bagian engineer dari pesawat Smart Air.
Sebelum bergabung dengan Smart Air, Deni Sobali ternyata pernah bekerja di Susi Air.
Di mata keluarga, Deni Sobali dikenal sebagai sosok yang baik dan selalu hormat kepada orang tua. Hal tersebut diungkapkan Atang Aripin (52), mertua Deni.
Baca juga: Black Box Pesawat Pilatus Smart Air Berhasil Dievakuasi, Operasi SAR Selesai
Ia mengatakan menantunya selalu pulang ke Bandung setiap sebulan sekali.
"Sosoknya baik, rencananya mau ke Bandung karena sebulan sekali itu pulang kampung," ujar Atang dengan nada sedih saat ditemui di rumah duka di Cijulang Kabupaten Pangandaran, Senin (11/3/2024) siang.
Menurut Atang, seminggu sebelum kecelakaan terjadi, pihak keluarga sama sekali tak menerima kabar dari Deni. Padahal pria 35 tahun itu kerap mengabari keluarga soal aktivitasnya.
"Biasanya ada telpon, tapi ini enggak," ucapnya.
Sampai akhirnya Atang mendengar kabar pesawat yang ditumpangi Deni Sobali hilang kontak dan terjatughdi Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (8/3/2024).
Baca juga: Warga Pangandaran Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Smart Air di Nunukan
Atas kejadian tersebut, keluarga pun mngikhlaskan kepergian Deni Sobali untuk selamanya.
"Sampai sekarang mendengar kayak gini (meninggal), ya keluarga menerima tidak ada tuntutan apa-apa," katanya.
Deni meninggalkan istrinya, Inna Hasanah dan dua anak yakni Hafizh Kahfi L Azab (10) dan Muhammad Dwicakra Alfatiha (4).
Sementara itu, di mata temannya, Deni Sobali merupakan sosok yang baik dan tak pelit berbagi ilmu. Hal itu diungkapkan Fikri, teman Deni saat sama-sama bekerja di Susi Air di bagian engineer.
"Almarhum (Deni) keluar dari maskapai Susi Air beberapa tahun yang lalu," ucapnya.
Fikri tidak tahu betul kapan Deni masuk sebagai pegawai Susi Air.