BANDUNG, KOMPAS.com-Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengancam akan mencopot pejabat yang melakukan jual beli kursi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.
Hal itu disampaikannya usai menyaksikan penandatanganan pakta integritas pelaksanaan PPDB Jabar 2024 yang bersih, transaparan, berintegritas, dan berkeadilan di Aula SMA Negeri 8 Kota Bandung pada Selasa (28/5/2024).
Bey menyebut, ancaman tersebut merupakan bentuk komitmen Pemprov Jabar memberantas praktik kecurangan pada PPDB 2024 untuk tingkat SMA/SMK dan SLB.
Baca juga: Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK
Diharapkan dengan pakta integritas yang ditandatangi oleh operator PPDB, ketua dan wakil ketua komite, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, juga Plh Kadisdik Jabar pelaksanaan PPDB tahun ini bisa berjalan transparan dan akuntabel.
"Saya menyambut baik penandatanganan pakta integritas ini karena sampai ke tingkat operator. Apalagi Pak Ade, walaupun Plh Kadisdik ikut menandatangani, berarti beliau kalau ada apa-apa siap dicopot jabatannya. Tentu ini mendorong kita melakukan PPDB yang bersih, transparan, dan sesuai aturan," kata Bey dalam keterangan resminya.
Menurut Bey, pelaksanaan PPDB yang bersih menjamin para peserta didik mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.
Adapun PPDB tahun ini akan dimulai pada 3 Juni 2024.
Bahkan sejak jauh-jauh hari, Pemprov Jabar sudah menyiapkan seluruh infrastrukturnya guna mencegah terjadinya kecurangan.
"Secara umum sudah siap, kami sudah melakukan simulasi, terutama sistem penerimaan yang akan disampaikan kepada seluruh peserta didik yang akan mengikuti PPDB, termasuk mitigasi risiko pelayanan," ucap Bey.
Baca juga: Bey Machmudin Dorong Polda Jabar Ungkap Kasus Pembunuhan Vina
Bey mengaku, optimistis pelaksanaan PPDB tahun ini bisa berjalan lancar tanpa adanya kecurangan dari jual beli kursi hingga pungli.
"Tidak ada titip menitip, kami bersama Saber Pungli akan menindak tegas. Tidak ada juga jalur lain hanya melalui Sapawarga. Jadi tidak ada yang tiba-tiba masuk," tegasnya.
Selain itu, dia meminta orang tua siswa juga untuk turut aktif melaporkan apabila menemukan adanya kecurangan.
Namun apabila, anaknya tidak diterima masuk ke sekolah yang diharapkan, para orang tua jangan berkecil hati. Pasalnya sekolah swasta saat ini kualitasnya tidak kalah dengan negeri.
"Mohon diedukasi masyarakat kita bahwa tidak diterima di sekolah negeri atau favorit bukanlah akhir segalanya. Sekolah lain sekarang sudah baik, kok. Sekolah swasta juga banyak yang bagus-bagus Jadi banyak alternatif, yang penting adalah anak mendapatkan pendidikan," pungkas Bey.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.